Analisis
kebijakan kesehatan adalah pendekatan multi-disiplin terhadap kebijakan publik
yang bertujuan untuk menjelaskan interaksi antara institusi, kepentingan dan
gagasan dalam proses kebijakan. Hal ini berguna baik secara retrospektif maupun
prospektif, untuk memahami kegagalan dan keberhasilan kebijakan masa lalu dan
untuk merencanakan implementasi kebijakan di masa depan. Walt dan Gilson (1994)
berpendapat bahwa hal ini penting bagi reformasi kesehatan. Namun, hanya ada
sedikit perhatian yang diberikan untuk mengajarkan bagaimana melakukan analisis
kebijakan, rancangan penelitian, teori atau metode apa yang terbaik untuk suatu
analisis kebijakan. Reich dan Cooper (1996) merancang dan memperbarui perangkat
lunak untuk membantu peneliti dan pembuat kebijakan menganalisis dimensi
politik dari kebijakan publik. Lainnya, seperti Varvasovszky dan Brugha (2000),
telah merancang pedoman untuk melakukan analisis pemangku kepentingan, sebagai
bagian dari analisis kebijakan kesehatan. Bossert (1998) mengembangkan sebuah
pendekatan untuk menganalisa pilihan-pilihan untuk desentralisasi sektor
kesehatan. Namun, sangat jarang menemukan karya ilmiah yang secara eksplisit
mengeksplorasi tantangan metodologis bagi peneliti yang mempelajari proses
kebijakan kesehatan.
Kerangka
kebijakan publik yang paling dikenal adalah "tahap-tahap heuristik"
(Lasswell 1956; Brewer dan deLeon 1983). Ini membagi proses kebijakan publik
menjadi empat tahap: pengaturan agenda, perumusan, implementasi, dan evaluasi.
Pengaturan agenda adalah tahap penyortiran masalah di mana sejumlah kecil dari
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat bisa menarik perhatian para pengambil
keputusan. Pada tahap perumusan, legislatif dan badan pembuat keputusan lainnya
merancang dan memberlakukan kebijakan. Pada tahap implementasi, pemerintah
melaksanakan kebijakan ini, dan dalam tahap evaluasi dampak kebijakan tersebut
dinilai. Analis telah mengkritik tahap-tahap heuristik karena mengasumsikan
linieritas terhadap proses kebijakan publik yang tidak ada di dunia nyata,
karena menarik garis pemisah yang tegas antara tahap-tahap yang pada
kenyataannya sangat kabur, dan karena tidak menawarkan saran mengenai
kausalitas (Sabatier 2007). Namun demikian, heuristik ini menawarkan cara
berpikir yang berguna dan sederhana tentang keseluruhan proses kebijakan
publik, dan membantu peneliti menempatkan penelitian mereka dalam kerangka yang
lebih luas.
Walt dan
Gilson (1994) mengembangkan kerangka analisis kebijakan yang khusus untuk
kesehatan, walaupun relevansinya melampaui sektor ini. Mereka mencatat bahwa
penelitian kebijakan kesehatan sebagian besar berfokus pada isi, pelaku,
konteks dan proses kebijakan. Kerangka “segitiga kebijakan” mereka didasarkan
pada perspektif ekonomi politik, dan mempertimbangkan bagaimana keempat elemen
ini berinteraksi membentuk kebijakan. Kerangka kerja tersebut telah
mempengaruhi penelitian kebijakan kesehatan di berbagai negara, dan telah
digunakan untuk menganalisis sejumlah besar masalah kesehatan, termasuk
kesehatan mental, reformasi sektor kesehatan, tuberkulosis, kesehatan
reproduksi dan kontrol sifilis antenatal (Gilson dan Raphaely 2007).
Baca lebih lanjut di jurnal berikut
ini:
Gill Walt, Jeremy Shiffman, Helen
Schneider, Susan F Murray, Ruairi Brugha, Lucy Gilson; ‘Doing’ health policy
analysis: methodological and conceptual reflections and challenges. Health
Policy Plan 2008; 23 (5): 308-317. doi: 10.1093/heapol/czn024 (DOWNLOAD FREE PDF HERE)
No comments:
Post a Comment