Jurnal yang akan saya ringkas mengangkat judul "Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum" memiliki tujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi, status kesehatan, kondisi psikologis serta kaitannya dengan pola pemberian ASI pada ibu postpartum. Hal ini dikarenakan dalam upaya pembangunan millenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yang terkait langsung dengan pembangunan kesehatan antara lain meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian bayi (AKB). Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) juga merupakan salah satu tolak ukur ketercapaian kesejahteraan rakyat. Tingginya angka kematian neonatal (AKN) dan AKI menunjukkan pentingnya memperhatikan periode postpartum karena merupakan periode pemulihan setelah proses melahirkan yang membutuhkan pengobatan dan perawatan. Pola pemberian ASI memiliki keterkaitan dengan kondisi postpartum, sehingga penting untuk identifikasi dini terhadap risiko gangguan psikologis pada ibu postpartum untuk mengurangi pengaruh negatif kondisi psikologi ini dan berpotensi untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI.
Tingkat pengetahuan akan gizi berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu postpartum dapat terbilang cukup, walaupun ada sebagian besar objek hanya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan SMP. Pengetahuan ibu akan gizi baik yang diteliti ini mendapatkan pengetahuannya bersumber dari bidan/petugas kesehatan, kader posyandu, televisi, keluarga, dan teman/tetangga. Hanya saja sangat disayangkan, masih banyak tenaga kesehatan yang justru mempromosikan susu formula, sehingga cukup tinggi persentase ibu postpartum yang tidak memberikan ASI secara eksklusif.
Ibu postpartum yang diteliti pada jurnal ini memiliki beberapa keluhan kesehatan yang terbilang rendah. Hal ini dapat dipengaruhi juga oleh pelayanan postpartum yang yang dilakukan oleh petugas kesehatan maupun secara mandiri (swamedikasi). Perawatan yang dilakukan oleh subjek adalah kontrol bidan atau tenaga kesehatan lainnya, pijat atau urut, dan mengonsumsi obat serta jamu tradisional. Pada penelitian ini, terapi terbesar yang dilakukan oleh ibu postpartum adalah meminum jamu tradisional, yang pada sebuah penelitian oleh Dahlianti et al di tahun 2005 menunjukkan sebagian besar ibu postpartum yang mengonsumsi jamu galohgor akan merasakan manfaat penyegaran tubuh dan penyembuhan rahim setelah melahirkan.
Pada penelitian yang dilakukan sebagian besar ibu postpartum mengalami depresi. Hasil wawancara menunjukkan bahwa depresi diakibatkan karena rasa khawatir dan cemas tanpa alasan. Alasan depresi lain adalah karena rasa sedih dan jengkel tanpa alasan. Selain hal tersebut, ibu postpartum juga dapat mengalami depresi karena faktor ekonomi, hal ini karena subjek penelitian ini tergolong keluarga miskin dengan persentase sebanyak 50%. Peranan suami juga penting untuk menentukan pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh perasaan ibu.
Sebagian besar ibu postpartum yang diteliti telah melakukan praktik IMD. Hal ini dipengaruhi oleh pelayanan dan perawatan ibu postpartum, contohnya bidan/dokter. Sebagian besar ibu postpartum juga memiliki produksi ASI yang cukup.
Untuk hubungan antara pengetahuan gizi dengan pola pemberian ASI, pengetahuan ibu postpartum akan pengetahuan gizi sangat mempengaruhi pola pemberian ASI yang dilakukan. Dengan memiliki pengetahuan akan kolostrum dan pemberian makanan terbaik bagi bayi justru cenderung memberikan ASI eksklusif. Namun, tidak hanya karena kedua alasan tersebut ASI eksklusif dapat diberikan, tapi berdasar penelitian Forster et all tahun 2006, alasan lainnya adalah karena keinginan kuat dari sang ibu untuk memberikan ASI dan telah mengkonsumsi ASI saat masih bayi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara tabulasi silang terdapat kecenderungan bahwa semakin rendah keluhan kesehatan ibu postpartum, maka pola pemberian ASI akan lebih baik. Demikian pula semakin baik praktik IMD, produksi ASI semakin cukup, frekuensi dan durasi pemberian ASI, serta pemberian ASI secara eksklusif yang cenderung semakin meningkat. Keluhan kesehatan yang paling sering dialami adalah terkait dengan gangguan pada payudara yang sangat menentukan keberhasilan proses laktasi. Keluhan tersebut adalah puting susu yang lecet dan pembendungan ASI yang masing-masing dialami oleh 50% ibu postpartum. Namun, walaupun dengan keadaan puting yang lecet cenderung tetap melakukan pemberian ASI. Puting susu yang lecet dapat disebabkan karena teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak benar pada payudara. Dan apabila terjadi pembendungan ASI akan terasa nyeri, sehingga ASI lebih baik dikeluarkan.
Hubungan antara kondisi psikologis dari ibu postpartum dan pola pemberian ASI tidak menunjukkan kecenderungan korelasi dengan pola pemberian ASI. Ibu postpartum yang menjadi subjek penelitian ini seluruhnya mengalami baby blues syndrome dengan pengalaman bersalin lebih dari satu kali. Sebagian besar ibu tetap melakukan praktek IMD dan memberikan ASI eksklusif walaupun mengalami depresi bahkan kecukupan produksi ASI tergolong cukup. Menurut Yuliastati tahun 2003, menyebutkan bahwa dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan tersebut dapat memberi dorongan positif bagi ibu menyusui.
Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah, pola pemberian ASI sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain dari pengetahuan gizi yang dimiliki oleh ibu postpartum dan kondisi kesehatan ibu postpartum, tetapi juga faktor lingkungan sekitar, mulai dari pelayanan kesehatan, keluarga atau teman terdekat sampai dengan faktor ekonomi. Penanganan kesehatan yang dilakukan dengan baik dapat mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan pemberian ASI yang dilakukan secara tepat dan baik juga dapat mengurangi angka kematian neonatal (AKN) atau angka kematian bayi (AKB).
Artikel ini ditulis oleh Natasha Chanellia Intan Putri – 41150046
Baca lebih lanjut di jurnal berikut ini :
Armina Puji Utari, Katrin Roosita, M. Rizal M. Damanik; Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan, Kondisi Psikologis, dan Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum. Jurnal Gizi dan Pangan November 2013; 8(3): 187-192
No comments:
Post a Comment