Anda tentu sering mendengar istilah "You are What You Eat", bukan? Dalam Bahasa Indonesia, kalimat ini bermakna: Apa yang Anda makan menjadi kepribadian Anda. Kalimat yang dipopulerkan oleh Hipocrates dari Yunani, ketika beliau mengamati bahwa banyak orang yang jatuh sakit akibat tidak memperhatikan apa yang mereka makan, ini menjadi tidak asing lagi karena kalimat ini mengajak kita untuk merefleksikan diri kita, siapakah kita yang sebenarnya melalui apa yang kita makan. Anda pasti berpikir, "ah, masa sih?". Sebagai makhluk hidup, kita tentu membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhkan kita, seperti memenuhi kebutuhan kita akan suplai energi untuk melakukan aktivitas kita sehari-hari. Sehingga, tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa kepribadian kita tercermin dari apa yang kita makan. Misalnya saja, seorang yang menyukai fast food, dapat dikatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang memiliki kepribadian suka menjalani hidup dengan praktis, cepat, ringkas, kemudian ada pula seorang yang menghindari daging dan produk-produk olahannya, sehingga hanya memakan sayur, yang selanjutnya disebut vegetarian, adalah seorang yang berhati-hati, telaten, dan teliti. Kemudian jika dilihat dari rasa makanan, kepribadian orang pun dapat terlihat, walau belum tentu 100% benar. Misalnya, seorang yang menyukai makanan manis, biasanya orang tersebut adalah orang dengan kepribadian yang ceria dan optimis, sedangkan seorang yang menyukai rasa asin bisanya adalah orang dengan kepribadian yang tegas dan pendiriannya kuat. Berbeda lagi dengan seorang yang menyukai rasa pahit, orang ini biasanya dikenal dengan kepribadian yang pemberani dan romantis, sedangkan orang yang menyukai rasa asam biasanya menandakan orang tersebut dikenal dengan kepribadian yang suka tantangan dan ambisius. Di Indonesia, sensasi pedas menjadi pilihan kegemaran bagi seorang yang biasanya berkepribadian agresif dan memiliki filosofi untuk menang.
Sewaktu duduk di sekolah dasar, tentu kita sering melihat poster di UKS yang berisikan segitiga besar berisi daftar makanan, yang selanjutnya kita ingat sebagai Segitiga Empat Sehat Lima Sempurna. Daftar makanan ini terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah, dan susu. Kita diajak untuk memenuhi menu makanan tersebut supaya kita tumbuh menjadi anak yang sehat. Seiring dengan bertambahnya usia, kita mulai menentukan sendiri apa yang kita makan sesuai dengan selera kita. Kita mulai pilih-pilih. Bahkan, kita mulai memakan apa yang menurut kita rasanya enak, judulnya daging, judulnya sayur, yang penting kenyang. Nah, hal inilah yang membuat Negara kita, Indonesia, menurut survey Sample Registration System pada tahun 2013 memiliki angka kematian akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) hingga mencapai 12.9% dari seluruh kematian di Indonesia. Prevalensi penyakit jantung coroner berdasarkan diagnosis dokter yang dilakukan Riset Kesehatan Dasr (RisKesDas) 2013 sebesar 0.5%, sedangkan berdasar diagnosis doter atau gejala sebesar 1.5%. berdasarkan hasil survey hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit jantung koroner, diet yang kurang sehat menjadi faktor yang banyak mengambil peran. Efek dari apa yang kita makan selama ini tentu tidak akan langsung terasa efeknya, namun, jangan kaget bila ketika sudah lanjut usia, banyak penyakit yang akan menghampiri akibat pola makan yang tidak benar. Untuk mengetahui jenis makanan apa yang sesuai untuk kondisi saat ini, Anda bisa mengetahuinya melalui konsultasi dengan ahli gizi. Saat ini, pelayanan tenaga ahli gizi sudah mulai bisa Anda dapatkan di Puskesmas. Ingat, di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Mari memperkuat jiwa kita melalui raga yang sehat!
Daftar Pustaka:
Amirah, M. S. & Chandra Himawan. 2009. Baha-bahan Berbahaya dalam Kehidupan. Bandung: Salammadani
Ghani, L., Made Dewi S. dan Harli Novriani. 2016. Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan.
Riandini, 2009. Bahan Kimia dalam Makanan dan Minuman. Bandung: Shakti Adiluhung.
Syam, R. 2015. Kepribadian Seseorang dari Rasa Makanan Favoritnya. Retrieved from: http://www.bacakepribadian.com/2015/08/kepribadian-dan-rasa-makanan-favorit.html?m=1# diakses pada 24 Agustus 2017.
No comments:
Post a Comment