Monday, August 28, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Angela Tjung

Depresi adalah salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi oleh stress psikososial. Kemampuan stresor psikososial untuk bisa mencetuskan terjadinya gangguan jiwa tergantung pada potensi stresor, maturitas, pendidikan, kondisi fisik, tipe kepribadian, sosiobudaya lingkungan dan situasi. Depresi dapat berupa gejala, sindrom, dan diagnosis; tergantung sejauh mana stresor psikososial yang dialami oleh seseorang mempengaruhi diri orang tersebut. (Marchira et al , 2007).
Terdapat perbedaan kecenderungan mengalami depresi antara remaja perempuan dan laki-laki yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam cara menghayati dan mengekspresikan gangguan psikologis itu sendiri. Perbedaan ini menyangkut cara mengekspresikan konflik dan kekecewaan mereka. Perempuan menjadi lebih emosional tergantung butuh bantuan dan perlindungan dari laki-laki. Perbedaan terhadap harapan ini memberi kesempatan pada perempuan menjadi lebih bebas untuk mengekspresikan emosi dan kebutuhannya (Kendall & Hammen, 1998).
Depresi dan gangguan pola makan memiliki hubungan 2 arah, depresi dapat mempengaruhi pola makan dan pola makan dapat mengakibatkan depresi. Orang dengan depresi memiliki 2 kecenderungan gangguan pola makan yaitu tidak nafsu makan sehingga menjadi lebih kurus ataupun bertambah makan terutama yang manis sehingga menjadi lebih gemuk (Lubis, 2009).
Hasil penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional terhadap mahasiswa fakultas kedokteran Unila tahun terakhir tahap akademik menunjukkan bahwa depresi memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan status gizi. Pada semua kategori depresi, responden sebagian besar memiliki status gizi normal, yang persentase terbesar pada depresi sedang yaitu sebesar 69,56%. Hal ini bisa menggambarkan bahwa keadaan depresi yang dialami oleh subyek penelitian akan membuat subyek berperilaku makan lebih, sehingga status gizi juga semakin meningkat bahwa sampai tahap obesitas. Tetapi di sisi yang berbeda, subyek yang mengalami depresi ringan memiliki status gizi kurang dengan prevalensi sebesar 18,92%, dimana hal ini menggambarkan bahwa depresi yang dialami subyek bisa membuat subyek tidak mau makan sehingga memiliki asupan makan yang kurang.
Berdasarkan hasil wawancara, gejala depresi banyak terlihat pada gangguan tidur, berkurangnya selera makan, perasaan lelah untuk melakukan sesuatu hal, serta adanya kehilangan berat badan. Penyebab depresi secara umum adalah karena tekanan dalam menempuh pendidikan, tugas pembelajaran yang banyak, ujian, tugas ilmiah di akhir pendidikan, masalah dalam pertemanan dan masalah keluarga. Dalam keadaan tertentu, seperti: stres, tugas, beban kerja tinggi itulah yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan asupan energi, lemak, karbohidrat dan protein, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata asupan energi (Chaput & Tremblay, 2007).
 Asupan makan merupakan faktor yang berpengaruh langsung secara linier dalam menentukan status gizi seseorang. Konsumsi makan berpengaruh terhadap status gizi seseorang (Saniawan, 2009). Pada keadaan depresi, seseorang cenderung lupa akan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kebutuhan akan makanan, kebersihan diri dan istirahat. Apabila asupan makanan rendah dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif panjang, seseorang akan mengalami defisiensi zat gizi yang berakibat pada penurunan status gizi (Bonnie et al., 2000).

Artikel ini ditulis oleh Angela - 41150069


Informasi Tambahan

Judul artikel asli           : Hubungan Depresi dengan Status Gizi
Nama Jurnal   : Jurnal Kedokteran UNILA - MEDULA Vol 2, No 02
Penulis            : Dian Isti Angraini

Tahun Terbit   : 2014


No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB