Tuesday, August 29, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Bagus Anggawaisna

Remaja di Indonesia memiliki tingkat kepahaman tentang menstruasi yang rendah. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi dari sebesar 64 juta remaja putri di Indonesia hanya 15,3% yang mengerti tentang masalah gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi yang banyak ditemui adalah permasalahan siklus menstruasi. Siklus menstruasi terjadi selama 28 hari sedangkan siklus menstruasi yang normal terjadi sekitar 21-35 hari. Gangguan siklus mentruasi meliputi polimenorrhea (<20 hari), oligomenorrhea (>35 hari), dan amenorrhea (>3 bulan). Perbedaan siklus menstruasi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya status gizi, asupan makanan, umur, aktivitas fisik, penyakit reproduksi, pengaruh rokok, dan juga stress. Status gizi sangat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia dan status gizi juga mempengaruhi siklus menstruasi seseorang. Wanita yang memiliki status gizi yang kurang lebih beresiko mengalami menstruasi yang tidak teratus sebanyak 66,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecukupan gizi makro, status gizi, dan stress dengan siklus menstruasi pada remaja SMA Negeri 21 Jakarta pada tahun 2016.

Populasi yang diambil adalah remaja putri di SMA Negeri 21 Jakarta kelas X dan XI dengan jumlah populasi sebesar 319 orang. Penelitian ini menggunakan teknik proportionate random sampling, yang kemudian dapat diperoleh sampel sebesar 90 orang. Variabel yang diteliti meliputi siklus menstruasi, kecukupan zat gizi makro, status gizi, dan stress. Zat gizi makro meliputi kecukupan karbohidrat, protein, dan lemak. Metode yang dilakukan dengan wawancara dan kemudian data yang didapat dibandingkan serta dirata-rata dengan angka kecukupan gizi (AKG) sesuai dengan usia responden. Asupan gizi dinilai baik apabila memenuhi 80-100% dari AKG dan tidak baik apabila <80% atau >110% dari AKG. Data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak Tanita dengan kapasitas 136 kg dan tingkat keakuratan 0,1 kg sementara pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dengan kapasitas 200 cm dan keakuratan 0,1 cm. Data siklus menstruasi diperoleh dari waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi dicatat pada kuesioner menstruasi dilihat berdasarkan 3 bulan terakhir yaitu bulan Maret, April, dan Mei. Setiap responden mengisi tanggal menstruasi saat ini sampai tanggal selesainya menstruasi periode berikutnya hingga diperoleh data 2 siklus menstruasi responden.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kecukupan asupan karbohidrat tidak memiliki presentase yang tertinggi yaitu sebesar 83,2% dan sebanyak 61,5% responden  dengan kecukupan karbohidrat yang tidak baik otomatis juga memiliki siklus menstruasi yang tidak normal. Kecukupan asupan protein tidak baik memiliki persentase tertinggi yaitu 65%. Sebagian besar responden dengan kecukupan asupan protein tidak baik mengalami siklus menstruasi tidak normal dengan persentase 53%. Sementara pada kecukupan asupan lemak, presentase tertinggi terdapat pada asupan lemak tidak baik yaitu 56,6% dan rata-rata responden dengan asupan lemak tidak baik mengalami siklus menstruasi tidak normal yaitu 47%. Sebagian besar responden (73,5%) memiliki status gizi normal dan 22% responden mengalami status gizi lebih. Siklus menstruasi tidak normal memiliki persentase yang tinggi pada status gizi normal (43,4%) dan pada status gizi lebih (25,3%). . Sebanyak 71,1% responden mengalami stres dan 57,8% responden yang mengalami stres memiliki siklus menstruasi yang tidak normal.

Informasi yang dapat di ambil dari penelitian yaitu adanya hubungan yang signifikan antara kecukupan asupan protein dengan siklus menstruasi, terdapat risiko sebesar 5,42 kali mengalami gangguan siklus menstruasi pada responden yang memiliki kecukupan asupan protein tidak baik. Kecukupan asupan protein rendah disebabkan oleh pola makan responden yang tidak teratur, sering mengonsumsi hidangan sepinggan yaitu hidangan tersebut mengandung sumber protein yang rendah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kecukupan asupan lemak berhubungan dengan siklus menstruasi. Responden dengan kecukupan asupan lemak tidak baik berisiko 4,88 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan responden yang memiliki kecukupan asupan lemak baik. Berdasarkan hasil food recall 3x24 jam, sebagian besar responden mengkonsumsi hidangan yang digoreng (50,2%) dan ditumis (49,7%). Kandungan lemak trans pada makanan digoreng dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

 Asupan rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama yaitu siklus menstruasi memanjang dan meningkat rata-rata 1,3 hari; lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari; dan fase folikuler meningkat rata-rata 0,9 hari. Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh status gizi berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi. Pada responden dengan status gizi tidak normal berisiko 14,58 kali mengalami siklus menstruasi tidak normal dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi normal. Gizi lebih pada remaja putri dapat menyebabkan gangguan menstruasi, sedangkan remaja perempuan yang mempunyai status gizi kurus sekali akan mengalami hambatan dengan menstruasinya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, stres berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi. Pada responden yang mengalami stres terdapat risiko 7,27 kali gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami stres. Siswi dengan stres tinggi memiliki risiko yang signifikan (1,91 kali) mengalami durasi menstruasi lebih dari 7 hari (25). Berdasarkan hasil wawancara, faktor penyebab stres terbanyak (63,2%) pada responden disebabkan karena adanya school stress.

Pemenuhan kecukupan zat gizi makro, status gizi, dan stress adalah hal yang penting dan memiliki keterkaitan dengan siklus menstruasi remaja. Agar siklus menstruasi dapat berjalan normal, remaja putri harus memperhatikan kecukupan zat gizi dengan memakan makanan yang bergizi seimbang dan juga mengurangi stress dengan mengurangi beban pikiran serta istirahat yang cukup. Remaja juga diharapkan dapat mencatat siklus menstruasi setiap bulannya agar dapat mengetahui siklus menstruasi normal atau tidak. 


Judul jurnal : Kecukupan Zat Gizi Makro, Status Gizi, Stres, dan Siklus Menstruasi pada Remaja
Nama jurnal dan penerbit : Jurnal Gizi Klinik Indonesia (p-ISSN : 1693-900X, e-ISSN : 2502-4140), Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul.
Penulis : Laras Sitoayu, Dewi Ayu Pertiwi, Erry Yudha Mulyani
Tahun Terbit : Januari 2017 Vol.. 13 No. 3 (121-128)

LINK JURNAL :

Artikel ini ditulis oleh Bagus Anggawaisna S - 41150095

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB