Perkembangan anak baik perkembangan kognitif dan motorik pada usia dibawah lima tahun (balita) dapat diamati perkembangannya. Terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan motorik tersebut. Asupan gizi dalam hal ini, adalah faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya jika, anak kekurangan gizi yang dikonsumsi maka akan menghambat atau dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya kelak. Dari segi asupan gizi, gangguan pertumbuhan mengindikasikan efek kumulatif dan kekurangan atau ketidakcukupan asupan energi, zat makro dan mikro dalam jangka panjang atau bisa juga hasil dari infeksi kronis atau infeksi yang terjadi berulang kali (J Nutr , 2003).
Gangguan pertumbuhan atau disebut stunting yaitu rendahnya tinggi badan menurut umur , di Indonesia menurut acuan WHO tergolong masalah kesehatan masyarakat yang tinggi karena presentase masih diatas 30%. Stunting ini sendiri memperngaruhi perkembangan anak secara kognitif dan motorik karena kinerja sistem saraf anak stunting kerap menurun yang akan berdampak pada rendahnya kecerdasan anak dengan penurunan IQ sebesar 5 – 11 poin (Repositioning Nutrition,2006). Stunting , menurut hasil penilitian adalah salah satu cerminan dari kurangnya asupan gizi pada anak usia dini. Penurunan fungsi motorik anak stunting tanpa kelainan bawaan berkaitan dengan rendahnya kemampuan mekanik dari otot tricep surae sehingga lambatnya kematangan fungsi otot menyebabkan kemampuan motorik terhambat (Paiva Md, et all , 2012).
Di dalam pengaruh perkembangan kognitif dan motorik anak, selain asupan gizi faktor – faktor seperti prematuritas anak ketika lahir, status kesehatan anak, tinggi badan ibu, usia mulai diberi MP-ASI, tingkat kecukupan energi dan protein, pendapatan keluarga dan status merokok keluarga turut berperan. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa 89% balita tidak medapat ASI eksklusif selama enam bulan ditambah dengan kebiasaan minum susu rendah sehingga kebutuhan gizi anak berkurang signifikan. Selain itu, tinggi badan ibu ternyata berpengaruh terhadap status gizi balita dimana jika tinggi ibu > 160 cm akan menurunkan 59% resiko stunting (Zotarelli et all, 2007).
Dengan penelitian tersebut, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan motorik anak usia dibawah 5 tahun yaitu status gizi balita, tinggi badan lahir dan tinggi badan ibu, serta tingkat kecukupan energi dan protein balita. Dimana energi dipakai untuk mendukung semua mekanisme biologi dan kimiawi ddalam tubuh. Jika kadarnya menurun maka hormon pertumbuhan pada anak akan berkurang. Namun, jika kekurangan energi tersebut dikoreksi pada usia muda, maka besar kemungkinan anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Baca lebih lanjut jurnal berikut :
Rindu Dwi M, Faisal Anwar, Dadang Sukandar. Juni 2013. Kaitan antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif dan Perkembangan Potorik pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian Gizi dan Makanan. Vol. 36 (1):62 – 72.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3396
Artikel ini ditulis oleh Bulan Marchellia Wijaya – 41150010
No comments:
Post a Comment