Masa remaja merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui sebelum seseorang menjadi dewasa. Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologis serta kognitif. Remaja yang berpeluang memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas adalah remaja yang berhasil mencapai potensi biologisnya secara optimal.
Sarapan pagi memberikan kontribusi yang penting terhadap total asupan gizi sehari. Sarapan pagi akan menyumbangkan sekitar 25% dari total asupan gizi sehari. Ini jumlah yang cukup signifikan. Jika kecukupan energy dan protein dalam sehari adalah 2000 Kkal dan 50 g, maka sarapan pagi menyumbangkan 500 Kkal energi dan 12,5 g protein. Seseorang yang tidak sarapan pagi sulit untuk memenuhi kecukupan gizinya. Anak yang tidak makan pagi, kurang dapat mengerjakan tugas di kelas yang memerlukan konsentrasi, sering mempunyai nilai hasil ujian yang rendah, mempunyai daya ingat yang terbatas, dan sering absen.
Hubungan status gizi dengan kemampuan konsentrasi pagi hari (pukul 08.30 WIB) ini dilakukan pada siswa SMA dipilih sebagai sampel jika memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi meliputi: berusia 16-19 tahun dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi meliputi: menderita anemia, sedang berpuasa, dalam keadaan sakit atau kondisi fisik yang mengganggu proses belajarnya.
Tes kemampuan konsentrasi dengan digit symbol test dan digit span test dilaksanakan pada jam 08.30 WIB dan jam 10.30 WIB yang dilakukan oleh psikolog dengan kriteria sarjana psikologi. Digit symbol test dan digit span test merupakan bagian dari 14 subtest WAIS.
Uji digit symbol mengukur koordinasi visual motoris, meliputi ketelitian, kecepatan konsentrasi, ingatan mekanis, dan pengenalan kembali. Uji ini digunakan untuk individu usia 16–89 tahun. Uji ini bersifat singkat, mudah untuk dikerjakan, dan jauh lebih murah dari uji neuropsikiatri lainnya. Digit span test merupakan uji mengulangi kembali dengan segera tanpa berpikir panjang. Memiliki kemampuan untuk menguji perubahan pola pikir khususnya dalam hal perhatian dan konsentrasi terhadap informasi yang didengar.
Berdasarkan tabel diketahui bahwa kelompok remaja yang berstatus gizi normal memiliki nilai rata-rata skor kemampuan konsentrasi dengan digit symbol test dan digit span test pagi hari yang lebih tinggi dibandingkan kelompok remaja yang berstatus gizi kurus, overweight, dan obesitas.
Hasil analisis independent samples t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna kemampuan konsentrasi dengan digit symbol test dan digit span test pagi hari antara remaja yang berstatus gizi normal, kurus, gemuk, dan obesitas. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa status gizi mempengaruhi kemampuan konsentrasi dan prestasi belajar, di mana orang yang berstatus gizi kurang akan mengalami gangguan dalam konsentrasi belajar.
Kemampuan konsentrasi remaja untuk kedua jenis tes menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil tes pada pukul 08.30 WIB lebih rendah dari pukul 10.30 WIB. Hasil analisis paired samples t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kemampuan konsentrasi dengan metode digit symbol test pada pukul 08.30 WIB dengan pukul 10.30 WIB (p=0,001), demikian pula terdapat perbedaan yang bermakna antara kemampuan konsentrasi dengan metode digit span test pada pukul 08.30 WIB dengan pukul 10.30 WIB (p=0,001). Lebih tingginya kemampuan konsentrasi kedua jenis tes pada pukul 10.30 WIB dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti pengaruh asupan gizi yang diperoleh dari jajan pada jam istirahat pertama dan sudah terbiasanya subjek dengan tes yang dilakukan.
Baca lebih lanjut di Jurnal berikut ini :
Mohammad Muchtar, Madarina Julia, Indria Laksmi Gamayanti. Sarapan dan Jajan Berhubungan Dengan Kemampuan Konsentrasi pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2011
Artikel ini ditulis oleh Dian Leandro Purba – 41150067
No comments:
Post a Comment