Gizi lebih pada remaja merupakan masalah gizi yang harus segera ditangani karena berhubungan dengan masalah kesehatan pada masa dewasa. Pada jurnal ini dilakukan penelitian terhadap konsumsi air sebelum makan terhadap remaja putri yang memiliki gizi lebih. Penelitian ini berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 bahwa di negara Indonesia penduduk yang berumur 15 tahun ke atas prevalensi obesitasnya secara umum lebih tinggi pada perempuan (23,8%) daripada laki-laki (13,9%). Dan juga pada penelitian Dennis et al (2010) di Amerika Serikat telah menemukan bahwa pemberian 500ml air putih 30 menit sebelum makan selama 12 minggu terjadi penurunan berat badan dan juga penurunan persenan lemak daripada kelompok yang tidak minum air putih sebelum makan.
Pada jurnal ini akan meneliti dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh asupan air putih 30 menit sebelum makan sebanyak 500ml selama 5 minggu terhadap berat badan, indeks massa tubuh, dan persen lemak tubuh remaja putri pada usia 18-19 tahun yang mengalami gizi lebih di Asrama Kebidanan Ngudi Waluyo, Ungaran. Subjek penelitian ini dipilih secara simple random sampling dengan berdasarkan kriteria (a) memiliki IMT ≥ 23 kg/m2; (b) bersedia menjadi subjek penelitian; (c) subjek ingin menurunkan berat badan; (d) tidak sedang menjalani program diet penurunan berat badan; (e) tidak mempunyai kebiasaan minum minuman berakholol; (f) dan subjek tinggal/berada di Asrama selama penelitian. Untuk melihat pengaruh asupan air putih dilihat pada perubahan berat badan, IMT, dan persen lemak tubuh akan di ukur menggunakan timbangan injak digital merk Omron, untuk IMT akan ditentukan dengan membandingkan berat badan dengan kuadrat tinggi badan, serta persenan lemak tubuh terhadap berat badan diukur menggunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analysis) hand electrode. Dan juga terdapat variabel perancu yang adalah asupan energi dan aktivitas fisik yang dicatat menggunakan kusioner estimated food records dan aktivitas fisik. Penelitian ini mengunakan dua analisis yaitu, analisis Univarat yang mendeskripsikan data usia, berat badan, IMT, persen lemak tubuh, dan tingkat asupan energi. Data yang berdistribusi normal adalah berat badan sebelum dan sesudah perlakuan serta IMT sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan data yang berdistribusi tidak normal adalah persen lemak tubuh sebelum dan sesudah perlakuan. Yang kedua analisis Bivariat yang dilakukan dengan uji Paired test untuk menganalisis perbedaan berat badan dan IMT sebelum dan sesudah perlakuan serta menggunakan uji Wilcoxon yang digunakan untuk menganalisis perbedaan dari persen lemak tubuh dan tingkat asupan energi sebelum dan sesudah perlakuan.
Hasil dari penelitian ini sebelumnya didapatkan subjek yang mengikuti penelitian sebanyak 26 orang dari 40 orang dan penelitian berhenti pada minggu kelima karena subjek penelitian mengalami ketidaknyamanan dan keberatan untuk meneruskan intervensi asupan air putih. Sebelumnya subjek penelitian ini memiliki IMT yang dikategorikan overweight dan obesitas, yaitu antara 23,2-32,9 Kg/m2 dan persenan lemak yang tidak sehat, yaitu 34,2%. Hasil penelitian pada tingkat asupan energi dan aktivitas fisik sebelum dan sesudah perlakuan tidak menunjukkan adanya perbedaan. Dan hasil pada penelitian ini mengenai pengaruh asupan air putih terhadap berat badan, IMT dan persenan lemak, tidak ada penurunan berat badan dan IMT pada tingkat asupan energi serta aktivitias fisik yang tidak adanya perbedaan seperti yang ditulis pada kalimat sebelumya. Tetapi terlihat adanya penurunan lemak tubuh sebelum dan sesudah perlakuan. Pengaruh asupan air putih sebelum makan terhadap persenan lemak tubuh disebabkan karena adanya stimulasi saraf simpatis yang nantinya akan mengeluarkan norepinefrin. Norepinefrin ini nantinya akan meningkatkan penggunaan ATP pada kontrol jalur biokimia yang merupakan peran saraf simpatis dalam termogenesis. Nantinya akan meningkatkan lipolisis didalam jaringan dan meningkatkan sintesis lipoprotein lipase kaya triasilgliserol dari sirkulasi sedangkan kondisi hipoosmolar menyebabkan penurunan konsentrrasi glukosa plasma. Sensitivitas insulin berkurang pada metabolisme glukosa perifer. Oksidasi karbohidat menjadi lebih rendah dari pada penggunaan lemak pada kondisi hipoosmolaritas. Peningktan asupan air putih hingga 1.5 liter dapat meningkatkan pengeluaran energi kira-kira 200 kJ.
Penurunan berat badan, IMT dan persenan lemak tubuh dengan menigkatkan konsumsi air putih sebelum makan sulit dilakuakan karena menimbulkan ketidanyamanan. Upaya penurunan berat badan, IMT dan persenan lemak tubuh perlu dilakukan melalui kombinasi antara pola makan dan aktivitas fisik. Ada beberapa keterbatasan pada penelitian ini yaitu penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja tanpa membandingkan dengan kelompok lain yang tidak meminum air putih sebelum makan, data asupan energi dan aktivitas fisik dilaporkan sendiri oleh subjek penelitian, terdapat kejenuhan subjek meminum air putih sebelum makan, subjek tidak menghabiskan air putih yang ditetapkan sebanyak 500ml, perlakuan tidak mendapat langsung dari peneliti, serta variabel perlakuan terhadap asupan energi dan aktivitas fisik tidak di monitoring. Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan subjek yang asupan energi dan aktivitas fisik tidak mengalami perubahan adalah asupan air putih 30 menit sebelum makan selama lima minggu tidak dapat menurunkan berat badan dan IMT pada remaja puri yang memiliki gizi lebih, tetapi dapat menurunkan persenan lemak tubuh terhadap remaja putri yang memiliki gizi lebih.
Baca lebih lanjut di jurnal berikut ini :
Indri Mulyasari, S. Fatimah Muis, Apoina Kartini. Pengaruh Asupan Air Putih Terhadap Berat Badan, Indeks Massa Tubuh, dan Persen Lemak Tubuh pada Remaja Putri yang Mengalami Gizi Lebih. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942). 2015
Artikel ini ditulis oleh Wili Dirda Adventio - 41150037
No comments:
Post a Comment