Monday, August 28, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Stany Renjaan

Gizi merupakan satu indikator penting dalam mengukur kesuksesan satu negara. Permasalahan gizi yang masih menjadi masalah utama di dunia adalah malnutrisi. Malnutrisi dapat meningkatkan kerentanan anak terhadap penyakit dan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Tiga faktor utama yang mempengaruhi status gizi anak yaitu aspek konsumsi, kesehatan anak, dan pengasuhan psikososial.
Diare adalah suatu keadaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan/tanpa darah dan dengan/tanpa lendir. Diare menjadi penyebab kematian terbanyak nomor dua pada anak berusia di bawah lima tahun dengan 1,5 juta anak meninggal tiap tahunnya. Diare juga merupakan penyebab utama kejadian malnutrisi pada anak berusia di bawah lima tahun.
Prevalensi diare di Indonesia sebanyak 9% dan Sumatera Barat termasuk dalam salah satu provinsi dengan prevalensi diare klinis di atas rata-rata yaitu 9,2%. Di Kota Padang, diare masih termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak yang diderita masyarakat. Kelompok umur terbanyak adalah anak berusia di bawah lima tahun (45,8%).

Penelitian yang dilakukan oleh Scrimshaw, Taylor, dan Gordon (1968) memperlihatkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara diare dan malnutrisi. Diare dapat menimbulkan terjadinya malnutrisi dan sebaliknya, malnutrisi juga bisa menjadi penyebab timbulnya diare. Infeksi yang menimbulakan diare mempengaruhi status gizi melalui penurunan asupan makanan, penurunan absorpsi makanan di usus, meningkatkan katabolisme, dan mengambil nutrisi yang diperlukan tubuh untuk sintesis jaringan dan pertumbuhan. Di samping itu, malnutrisi bisa menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi karena menurunkan pertahanan tubuh dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh manusia.
Beberapa hasil dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut;
1.      Status Gizi Balita
Sebagian besar balita memiliki status gizi baik (84,1%) dan masih ditemukan balita gizi kurang sebanyak 13,8% serta gizi buruk 2,1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persentase balita gizi kurang di Kelurahan Lubuk Buaya masih tinggi bila dibandingkan dengan persentase di Puskesmas Lubuk Buaya (10,0%), di Kota Padang (12,4%), dan di Indonesia (13,0%).
2.      Diare pada Balita
Kejadian diare pada balita di Kelurahan Lubuk Buaya sebanyak 25,5%. Angka kejadiannya masih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi diare di Indonesia (16,7%) dan di negara berkembang lainnya seperti bagian rural Bangladesh (7,6%).
Menurut Santoso dan Ranti (1995), anak balita lebih rentan menderita penyakit infeksi karena sudah mulai bergerak aktif untuk bermain, sehingga sangat mudah terkontaminasi oleh kotoran. Pudjiadi (2000) juga menjelaskan bahwa anak usia 2-5 tahun sudah mulai memiliki kebiasaan membeli makanan jajanan yang belum tentu terjaga kebersihannya, baik dalam pengolahan maupun penyajiannya, sehingga sangat mudah terkontaminasi oleh kuman yang bisa menyebabkan diare.
3.      Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita
Balita yang mengalami status gizi kurang lebih banyak terjadi pada balita diare (18,9%) dibandingkan dengan balita tidak diare (14,8%). Namun, hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian diare dalam sebulan terakhir dengan status gizi balita di Kelurahan Lubuk Buaya (p >0,05).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Indriyasti di Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang juga memperlihatkan hasil yang sama dengan peneliti yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian penyakit diare dengan status gizi balita.
Rerata frekuensi diare pada balita adalah 1 kali dalam sebulan terakhir dan rerata durasi diare adalah 3,0 hari (SD±2,0). Penelitian Nurcahyo dkk pada balita usia 12-59 bulan di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa semakin sering frekuensi diare maka status gizi balita menurut BB/U akan semakin buruk.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian balita gizi kurang di Kelurahan Lubuk Buaya cukup tinggi dan masih ditemukan kejadian balita gizi buruk. Kasus diare pada balita juga masih tinggi dan dari hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara diare dengan status gizi balita usia 12-60 bulan di Kelurahan Lubuk Buaya.

Baca lebih lanjut jurnal berikut ini:
Alania Rosari, Eka Agustia Rini, Masrul; Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(3) http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/138/133

Artikel ini ditulis oleh Isaias Stany Renjaan - 41150080

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB