Asupan karbohidrat (KH) mempunyai peranan lebih besar sebagai pemasok energi utama bagi tubuh. Kelebihan asupan KH akan disimpan dalam bentuk glikogen yang dalam waktu lama akan diubah menjadi trigliserida (TG) yang berpengaruh terhadap kadar glukosa dan TG darah. Trigliserida akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA), kemudian dilepaskan ke jaringan non-adipose (seperti pembuluh darah) dan menyebabkan kerusakan oksidatif. Peningkatan FFA dalam plasma mengganggu kerja insulin dalam pengeluaran glukosa hepatic, menurunkan pengambilan glukosa di otot skleton, glikolisis, sintesis glikogen, serta sekresi insulin dari sel β pankreas.
Peningkatan kadar glukosa darah (KGD) menyebabkan terjadinya hiperglikemi yang manifestasinya menyebabkan penyakit diabetes melitus (DM), sedangkan, meningkatnya TG akan menambah risiko terjadinya penyakit jantung.
Pola makan vegetarian cenderung lebih banyak mengonsumsi bahan makanan jenis kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan. Jenis bahan makanan tersebut mengandung serat larut air dan tidak larut air, dimana kedua jenis serat ini saling bersinergi, untuk menekan KGD dan trigliserida prostprandial, serta menurunkan rasio insulin-glukosa prostprandial melalui Peroxisome Proliferator Activator Receptor (PPAR). Pada akhirnya serat mengikat kelebihan metabolisme glukosa dan lemak yang selanjutnya dibuang bersama feses.
Pada komunitas vegetarian didapatkan rata-rata KGD sampel setelah melakukan puasa selama 8-9 jam adalah 93,73 mg/dl, dengan KGD tertinggi sebesar 135 mg/dl, sedangkan KGD terendah 62 mg/dl. Penyebab rerata KGD berada pada interval normal adalah pola konsumsi jangka panjang penganut vegetarian yang tinggi serat dan rendah kalori.
Hasil analisis antara asupan energi dengan KGD pada komunitas vegetarian mempunyai hubungan lemah, tidak memberikan efek terhadap peningkatan KGD. Hasil analisis antara asupan KH dengan KGD berada dalam kategori sedang, semakin baik fisiologis di dalam tubuh dalam proses metabolisme maka asupan KH digunakan secara maksimal untuk menjadi energi, sehingga tidak didapati glukosa yang berlebih di dalam darah. Sedangkan hasil analisis antara asupan serat dengan KGD pada komunitas vegetarian mempunyai keeratan hubungan antara asupan serat dengan KGD adalah kuat, dimana semakin tinggi asupan serat komunitas vegetarian semakin normal KGD-nya.
Hasil analisis antara asupan energi dengan TG darah pada komunitas vegetarian mempunyai keeratan hubungan antara asupan energi dengan TG adalah sedang, dimana TG merupakan lemak darah yang akan meningkat ketika mengonsumsi KH, terutama asupan energi yang bersumber dari KH murni. Hasil analisis antara asupan KH dengan TG darah pada komunitas vegetarian mempunyai keeratan hubungan antara asupan KH dengan TG termasuk kategori sedang. Hal ini berkaitan dengan konsumsi karbohidrat yang berasal dari KH sederhana dan KH kompleks (serat) yang baik pada komunitas vegetarian. Sedangkan hasil analisis antara asupan serat dengan TG darah pada komunitas vegetarian mempunyai keeratan hubungan antara asupan serat, KH dengan TG adalah kuat, dimana semakin tinggi asupat serat maka kadar TG didalam darah.
Sumber: HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN TRIGLISERIDA DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA VEGETARIAN (THE CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL INTAKE WITH TRIGLYCERIDE LEVEL AND BLOOD GLUCOSE LEVEL IN VEGETARIANS), Indonesian Journal of Human Nutrition (IJHN) Vol.2 No.1 : 48 - 60, ditulis oleh Ginta Siahaan, Effendi Nainggolan, dan Dini Lestrina; Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan dimuat pada Juni 2015.
Artikel ini ditulis oleh Raden Roro Claude Fernasetti - 41150097
No comments:
Post a Comment