Ringkasan Jurnal Gizi oleh Sheilla Dewi
Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrition intake) dengan kebutuhan tubuh (nutrition output) akan zat gizi tersebut. Hal ini penting untuk diketahui sebab kelangsungan hidup khususnya pada jurnal ini pada balita berlangsung dengan baik. Status gizi yang baik akan berdampak positif bagi tumbuh kembang balita, serta menambah daya tahan tubuhnya agar terhindar dari penyakit.
Status gizi pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu asupan makanan, status kesadaran gizi keluarga (KGK), dan morbiditas balita. Asupan makanan sangat penting terutama untuk balita yang akan bertumbuh dan terus berkembang. Dalam hal pemenuhan gizi, makanan yang di konsumsi harus bervariasi dan mencakup zat-zat yang diperlukan tubuh contohnya karbohidrat; protein; lemak; serat; vitamin; dan mineral, sehingga menjamin keseimbangan zat gizi. Untuk itu, peran orang tua sangat penting dalam memberikan asupan gizi yang cukup dan makanan yang beraneka ragam kepada anaknya terutama pada jurnal ini adalah balita. Orang tua khususnya ibu menjadi peran penting dalam hal ini karena ibu harus mengetahui makanan apa saja yang dibutuhkan oleh anaknya supaya status gizinya baik dan tercukupi.
Menurut hasil penelitian melalui status kesadaran gizi keluarga (KGK), balita yang memiliki status gizi yang baik memiliki orang tua khusunya ibu dengan pendidikan tinggi, pendapatan minimal sama dengan Upah Minimum Regional (UMR), dan jumlah anggota keluarga yang sedikit, yaitu maksimal 4 orang dalam satu keluarga. Semakin tinggi pendapatan keluarga, maka akan semakin baik gizi keluarga. Hal ini berpengaruh pada pemilihan dan beragamnya makanan yang dikonsumsi, misalnya konsumsi buah; susu; dan makanan lain setiap hari yang mungkin bagi keluarga dengan penghasilan kurang dari UMR tidak rutin mengonsumsinya. Jumlah anggota keluarga yang sedikit juga memberikan pengaruh terhadap status KGK karena balita yang tinggal bersama dengan keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang sedikit, akan lebih mudah dipantau perkembangannya, serta pemenuhan keanekaragaman zat gizi pada keluarga kecil akan lebih mudah dibandingkan pada keluarga besar, terutama untuk responden dengan tingkat pendapatan yang terbatas.
Lingkungan juga berpengaruh terhadap status gizi balita karena lingkungan yang kurang sehat akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan balita, walaupun asupan makanan yang cukup. Balita sehat yang terlalu lama terpapar dengan balita sakit, lama-lama balita tersebut juga akan menjadi rentan dan kemudian jatuh sakit (morbiditas). Morbiditas balita memberi dampak status gizi yang buruk, contohnya berat badan dan tinggi badan tidak ideal bila dibandingkan dengan balita lainnya yang memiliki status gizi yang baik dan cukup.
Masalah gizi di Indonesia khususnya pada balita masih banyak dijumpai. Banyak balita yang mengalami status gizi buruk dan gizi kurang. Pada jurnal ini dilakukan penelitian status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta. Pada penelitian didapat tingkat asupan makanan dan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta, untuk energi dan protein termasuk dalam kriteria cukup baik dimana sebagian besar dari balita termasuk dalam kriteria status gizi baik atau normal. Tingkat status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) juga cukup tinggi, dimana sebagian besar dari penduduk sudah termasuk dalam kriteria sadar gizi.
Baca lebih lanjut di jurnal berikut ini :
Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I, Bantul
Sari Purwaningrum, Yuniar Wardani
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
ISSN : 1978-0575
KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211
Artikel ini ditulis oleh Sheilla Dewi - 41150014
No comments:
Post a Comment