Ringkasan Jurnal Perubahan Status Gizi Balita Pada Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi oleh Jean Priskila
Menurut Depkes 2013, prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) tahĂșn 2013 adalah 19,6% terdiri atas 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Adapun Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi merupakan salah satu cara untuk menanggulangi kasus gizi buruk maupun gizi kurang. Program yang dilakukan ini meningkatkan status gizi anak balita di masyarakat dengan memberikan edukasi berupa penyuluhan dan rehablitasi gizi dengan pemberian PMT, pemeriksaan kesehatan, pengobatan, serta pemberian zat gizi mikro. Intervensi yang dilakukan berupa makanan tambahan, suplemen zink, dan penyuluhan gizi selama 6 bulan.
Upaya penanggulangan sangat penting untuk dilakukan mengingat dampak yang diakibatkan sangat luas dan kompleks. Beberapa dampak negatif gizi buruk dan gizi kurang pada balita adalah menganggu pertumbuhan fisik dan mental, hilangnya masa hidup sehat, serta dapat menimbulkan kecacatan, tingginya angka kesakitan, dan percatan kematian (Ali 2006; Mamhidira 2006; Andriani & Sofwan 2012). Selain itu dampak lain dari adanya gizi buruk adalah menurunnya kinerja dan prestasi belajar (Anies dan Martianto tahun 2006).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kutai Timur, Kalimantan Timur didapatkan hasil rata-rata z score nyata lebih tinggi setelah mengikuti program edukasi dan rehabilitasi gizi. Selain terjadi perbaikan gizi pada balita ternyata terdapat juga balita dengan penurunan status gizi dan status gizinya tetap atau tidak mengalami perubahan gizi. Adapun hasil yang beragam diakibatkan oleh beberapa faktor yakni kepatuhan ibu atau orang tua untuk membawa anaknya mengikuti program yang dilaksanakan dan juga nafsu makan anak sebagai faktor yang paling dominan. Faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya penurunan gizi antara balita yang tidak aktif mengikuti program, balita dengan ISPA, kecacingan, dan yang sedang mengonsumsi obat cacing. Selain itu juga status diare anak mempengaruhi perubahan dari status gizi anak pada umumnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi bermanfaat dalam hal penaikan BB dan status gizi , menurunkan risiko penyakit infeksi juga meningkatkan nafsu makan anak. Balita yang mengalami penaikan atau perbaikan gizi umumnya ialah yang aktif mengikuti program, nafsu makan yang balk dan frekuensi makan yang lebih atau sama dengan 3x sehari. Agar dapat mendapatkan hasil yang optimal diperlukan komitmen dari orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dalam program ini tetapi juga diikuti dengan praktek langsung dirumah bagaimana memberikan gizi yang cukup kepada anaknya.
Sumber : Perubahan Status Gizi Pada Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi, Jurnal Gizi dan Pangan Vol 10, No 3 (2015) : November 2015 oleh Ariska, Yusi; Kustiyah, Lilik; Widodo, Yekti
No comments:
Post a Comment