Diabetes Melitus(DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti resistensi insulin, penurunan sekresi ataupun aktivitas insulin. Diabetes melitus yang paling sering ditemui dimasyarakat adalah diabetes melitus tipe 2. Pada DM, dapat ditandai dengan terjadinya inflamasi, disfungsi sel beta pankreas, dan stres oksidatif, yang kemudian dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang serius dan dapat menyebabkan kematian.
Stres oksidatif didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Bila prooksidan(radikal bebas) seperti ROS (Reactive Oxygen Species) bereaksi dengan asam lemak akan menghasilkan malondialdehid(MDA) melalui peroksidasi lipid. Konsentrasi MDA dalam plasma meningkat pada DM, dan berperan dalam proses proinflamasi dan proatherogenik, sehingga dapat menyebabkan timbulnya plak aterosklerotik.
Vitamin C dan vitamin E, disebut sebagai antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif serta meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. Penggunaan vitamin C dapat memutus reaksi radikal sehingga menekan produksi MDA. Sedangkan vitamin E dapat mereduksi radikal bebas lipid.
Setelah dilakukan penelitian penggunaan kombinasi vitamin C dan E, hasilnya menunjukkan bahwa kadar MDA tidak meningkat setelah diberi suplemen vitamin C 250 mg dan vitamin E 400 IU. Hal itu berarti, penggunaan kombinasi vitamin C dan vitamin E dapat menghambat produksi MDA, meskipun tidak menurunkan. Namun terdapat penelitian lain yang serupa dilakukan oleh Neri (2005), didapatkan hasil bahwa MDA dapat menurun setelah ditambahkan dengan antioksidan lain seperti N-acetylsistein. Gariballa(2015) juga melakukan penelitian serupa, dan menyebutkan bahwa dengan menambahkan mineral seperti magnesium dan seng, bersamaan dengan vitamin C dan vitamin E dapat menurunkan kadar MDA dengan cara memutus rantai oksidasi dan menghambat produksi radikal bebas seperti MDA.
Dalam penggunaan vitamin C dan vitamin E juga perlu memperhatikan dosis nya, karena jika dosis nya tinggi dapat menyebabkan eritrolisis dan perubahan menjadi senyawa radikal dalam tubuh(Muchtadi, 2013). Selain itu, penggunaan vitamin C dan E juga harus disesuaikan dengan sifatnya agar kerjanya efektif, seperti vitamin C dikonsumsi sebelum makan, karena kerjanya efektif saat lambung kosong, dan vitamin E dikonsumsi setelah makan, karena vitamin E tersebut bersifat larut lemak.
Jadi, dapat disimpulkan dengan penggunaan kombinasi vitamin C dan vitamin E dapat menghambat produksi MDA, yang dapat menyebabkan komplikasi pada DM, sehingga dengan konsumsi kombinasi vitamin C dan vitamin E dapat mencegah terjadinya komplikasi DM,namun juga tetap memperhatikan gaya hidup dan terapi yang dilakukan.
Baca lebih lanjut di junal berikut ini :
Yade Kurnia Yasin, Martha I Kartasurya, RA Kisdjamiatun RMD; Pengaruh Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E terhadap Kadar Malondialdehid Plasma Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Gizi Indonesia 2015; 4(1) : 1-8.
Link : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/download/12321/9327
Artikel ini ditulis oleh Novia Bella Rianto - 41150036
No comments:
Post a Comment