Kita tahu bawa makanan dan minuman adalah sumber kebutuhan pokok bagi tubuh manusia, oleh karena itu wajib untuk dipenuhi agar kita dapat bertahan hidup. Tapi apakah dengan makan saja sudah cukup? tanpa memperhatikan kandungan nutrisi di dalam makanan tersebut? Jawabannya adalah tidak. Karena tidak semua makanan yang kita makan akan selalu memberi efek yang positif bagi tubuh. Karena untuk efek dari apa yang kita makan sekarang tidaklah langsung dapat kita rasakan, tetapi setelah proses metabolisme dari tubuh yang sangat panjang dan dilakukan setiap harinya, efek dari makanan yang kita makan, barulah dapat kita rasakan. Oleh karena itu pemilihan dalam kandungan makanan sangatlah penting, oleh sebab itu ada slogan yang mengatakan "You Are What You Eat"
"You Are What You Eat" adalah sebuah slogan yang dapat kita maknai dengan berbagai macam pengertian. Saya sendiri memaknai slogan tersebut dengan kesehatan tubuh seseorang juga bergantung pada jenis makanan, tingkat gizi dan kandungan nutrisi yang terdapat pada makanan yang kita santap sehari-hari , karena sering sekali makanan yang kita makan hanya enak dan lezat sesaat dimulut dan tanpa disadari kita tidak memperhitungkan apa yang akan terjadi pada tubuh kita kedepannya. Makanan merupakan unsur yang sangat penting karena sangat berpengaruh bagi tubuh. Dari sumber makanan bisa membuat kita menjadi sehat, namun juga bisa menjadi sumber penyakit bagi tubuh kita. Makanan sehat tidaklah harus makanan yang mahal, tetapi harus mengandung gizi yang seimbang agar asupan tubuh terpenuhi.
Pola makan yang sudah kita jalani sehari-hari terbentuk dari kebiasaan dan gaya hidup yang telah kita lakukan setiap harinya. Kebiasaan makan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti : fakto lingkungan ekonomi, lingkungan ekologi, lingkungan sosial, lingkungan teknologi dan budaya. Untuk mengubah kebiasaan memanglah tidak mudah, namun hal itu dapat terjadi jika faktor yang mempengaruhinya diubah dengan sengaja. Peningkatan kemakmuran dalam bidang ekonomi juga diikuti oleh taraf peningkatan yang dapat mengubah pola hidup dan pola makan kita dari pola makan tradisional ke pola makan yang disebut dengan Fast Food yang kita kenal sebagai makanan praktis atau siap saji.
Fast food hadir seakan-akan mengetahui kebutuhan manusia. Time is money. Karena kesibukan beraktifitas, fast food menjadi pilihan alternatif bagi kita. Di restoran cepat saji, stok makanan selalu tersedia, jadi pengunaan bahan pengawet tidak terhindarkan. Orientasi bisnis restoran siap saji menjadi alasan penggunaan bahan-bahan yang dianggap menguntungkan, misalnya ayam potong yang diternak dengan tidak alami atau melalui proses kimiawi. Makanan ini mengandung lebih tinggi kalori, garam dan lemak, dan hanya mengandung sedikit serat. Budaya makanan dari Barat ini selain enak, lezar, memang juga praktis dan sangat digemari baik tua maupun muda. Tapi justru makanan yang memudahkan hidup kita ini yang membuai hidup kita, bahkan mengancam kesehatan kita.
Trend dari Fast Food tersebut mengajarkan kita agar lebih cermat dan teliti lagi dalam memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Biasanya orang beranggapan, bahwa makanan yang sehat pasti rasanya tidak seenak makanan yang tidak sehat (contohnya : indomie seleraku). Memang, hal tersebut bisa terjadi namun jika kita dapat memilih makanan dengan tepat, maka kita akan menemui makanan yang tentunya sehat sekaligus terasa enak kita rasakan. Pola makan yang seimbang dan pemilihan makanan yang tepat merupakan hal yang harus dilakukan. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi juga untuk menghindari interaksi yang terjadi antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh. Interaksi antar zat gizi ataupun zat nongizi memang bisa berdampak positif , tapi bisa juga negatif. Dalam memilih makanan yang sehat bagi tubuh , ada beberapa hal yang harus kita ketahui, diantaranya makanan tersebut tidak mengandung bahan pengawet, makanan yang tidak mengandung bahan pengawet juga harus bebas dari kandungan zat yang memicu kanker. Selain itu lihat juga tanggal kadaluwarsa yang biasanya tertera dalam kemasan makanan. Jika sudah lewat dari tanggal kadaluwarsa, biasanya makanan tersebut sudah kotor dan sudah tidak mengandung gizi yang diperlukan bagi tubuh.
Lemak yang terkandung dalam makanan juga harus kita perhatikan. Lemak yang sehat akan sangat berguna bagi penyerapan vitamin-vitamin A,D,E,dan K. Vitamin A misalnya, vitamin yang berasal dari zat besi. Semua kebutuhan akan konsumsi makanan yang sesuai berkisar antara 15-25 % dari kebutuhan energi. Dalam mengkonsumsi jenis makanan juga harus disesuaikan dengan waktu kita mengkonsumsi. Hal-hal kecil seperti untuk sarapan pagi juga harus selalu diperhatikan. Makan pagi memang sangat bermanfaat bagi setiap orang, karena dengan makan pagi kita dapat mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktifitas kerja. Dan tidak lupa juga untuk kita perhatikan, bahwa makanan yang kita konsumsi juga harus diimbangi dengan konsumsi air. Karena air di dalam tubuh kita sangat berguna untuk melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh kita, air juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, pengaturan suhu tubuh juga memerlukan air, sehingga semakin banyak air yang kita konsumsi maka kestabilan suhu tubuh kita akan terjaga dengan baik.
Sekarang marilah kita pikirkan kembali, apakah kita sudah makan dengan pola makan yang seimbang dan sehat bagi tubuh? Jika masih belum, marilah kita pikirkan dampak negatif bagi tubuh yang akan terjadi kedepannya, seperti penyakit-penyakit berbahaya bahkan berujung kematian akibat makanan yang tidak sehat yang telah kita konsumsi setiap harinya. Bukankah hal tersebut sudah menyimpang dari tujuan awal kita bahwa makan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan kualitas hidup yang sehat? Marilah, mulai saat ini kita mencoba untuk lebih menghargai tubuh kita dengan cara makan-makanan yang sehat dan bergizi dan janganlah lupa juga untuk berolahraga secara rutin agar tubuh kita tetap bugar dan sehat.
Artikel ini di tulis oleh Angela Tjung - 41150069
Daftar Pustaka :
1. Nikolaos Katsilsambros, dkk. 2014. Asuhan Gizi Klinik . Jakarta : EGC.
No comments:
Post a Comment