Friday, August 25, 2017

Filosofi Makanan Menurut Denny Hendrawan

Pepatah tua Inggris mengatakan "You Are What You Eat" yang artinya kurang lebih, kamu adalah apa yang kamu makan. Mungkin pepatah ini terdengar sedikit berlebihan dan terlalu simple untuk dibahas. Namun bagi saya, kata-kata ini sangat tajam dan memiliki makna filososfis yang dalam.
Pepatah ini bagi saya bukan hanya kata-kata bijak untuk pola hidup sehat saja, mungkin segelintir orang hanya mentafsirkan pepatah ini dengan kondisi badan kita adalah apa yang kita konsumsi, sehat dan tidaknya kita adalah bergantung kepada apa yang kita konsumsi, dalam hal ini adalah makanan dan minuman. Penafsiran ini tidak salah, hanya sayang, jika ditafsirkan terlalu sempit.
Bagi saya, pepatah ini bermakna dua sisi: pertama, yaitu menjaga asupan makanan dan minuman ke tubuh kita, tidak berlebihan dan tidak kekurangan, seperti cukup sayur, cukup buah, cukup cairan, cukup karbohidrat, dll. Bagi yang suka makanan manis, hendaknya tidak terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan yang manis, begitu juga dengan mereka yang suka dengan makanan asin seperti saya. Jangan terlalu berlebihan
Terlepas dari akurat atau tidaknya tentang pernyataan "berhentilah makan sebelum kenyang",  alasan medis begitu kuat bahwa Nabi Saw dalam pengajaran Islam menyuruh kita membagi "space" lambung kita menjadi tiga bagian: Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara. Jika makanan yang kita konsumsi lebih dari sepertiga space lambung, maka akan melebihi kapasitas enzim pencerna, sehingga tidak akan mampu diserap dengan sempurna. Dan akan menyebabkan fermentasi, salah cerna dan menimbulkan gas. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kesehatan kita akan sangat bergantung dengan apapun yang kita konsumsi. Jika kita merasa apa yang kita konsumsi kurang baik namun belum terjadi dampak apapun pada tubuh kita, hal ini mungkin saja akan berdampak pada efek jangka panjang tubuh kita. Ketika masih muda kita merasa kuat dan seperti tidak terjadi apa-apa, namun saat usia mulai menginjak 40 tahun, semuanya akan mulai terasa sakit. 
Sebagai umat beragama, tentu saja kita ingin dikaruniai oleh Tuhan usia yang berkah, sehat dan kuat. Sehingga tidak ada satu macam ibadah pun yang kita lewatkan karena kita mampu melaksanakan seluruhnya. Itulah alasan Tuhan lebih mencintai umatNya yang kuat (sehat) daripada yang lemah (sakit-sakitan).
Ketika jatuh sakitpun ada dua kemungkinan, apakah penyakit yang kita derita adalah murni pemberian ujian dari Tuhqn, atau justru malah buah dari keteledoran kita dalam mengkonsumsi segala jenis makanan tanpa memperhitungkan kondisi tubuh. Jika penyakit yang kita derita adalah murni ujian dari Tuhan, maka apapun keputusan Tuhan itulah yang terbaik, namun jika penyakit yang kita derita adalah karena buah dari keteledoran, maka mulailah untuk memperbaiki pola hidup, supaya penyakit itu jauh dari kehidupan kita.
Makna kedua pepatah "you are what you eat" menurut saya adalah makna pesan moral dari pepatah tersebut. Tindakan dan perkataan yang keluar dari segenap tubuh kita, itulah yang mencerminkan diri kita sebenarnya. Masih bingung? Oke, saya jelaskan lagi.

Di era modern sekarang ini mungkin kita sering melihat orang yang senang berganti status setiap jam, mengekspos apa yang mereka rasakan dan mereka alami setiap detiknya. Alangkah baiknya apabila yang mereka tulis adalah kata-kata motivasi atau sebuah pernyataan yang berguna, namun ketika yang di tulis berkqitan dengan masalah pribadinya akan menimbulkan masalah.
Saya memiliki seorang teman yang senang sekali meng-update kesuksesannya, dari saat mulai dia masuk S1 sampai dia lulus dan bekerja di sebuah kantor pemerintahan. Mungkin motifnya baik, untuk membagi kabar bahagia, namun tanpa disangka ternyata kosnya kemalingan akibat update foto saat dia lagi makan di sebuah restoran mewah di Kota Semarang
Kasus lain berasal dari kisah seorang anak dari teman ibu saya, dia bercerita bahwa anaknya yang dirampok kemudian diperkosa gara-gara membuat status "home alone" di facebook.
Kisah-kisah di atas dapat dijadikan pembelajaran buat kita bahwa perkataan kita dapat menjadi bumerang bagi diri kita sendiri, jadi apabila kita sering mengeluh, bersumpah-serapah, meng-ekspos prestasi kita sendiri di media social dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk merusak kehidupan kita.
A Agym berkata: "Mulutmu itu seperti teko, jika isinya air putih, maka ketika dituangkan akan keluar air putih. Dan jika isinya air kopi, maka yang dituangkan adalah air kopi". Begitu juga dengan mulut kita, jika hati dan pikiran kita isinya baik, maka yang keluar pun adalah kata-kata dan tindakan baik, namun jika isi hati dan pikiran yang buruk, maka kata-kata yang dikeluarkan pun jauh dari nilai-nilai kebaikan.
Jadi "You are what you eat" adalah apa yang kita katakan dan lakukan adalah apa yang kita pahami. Semua yang kita konsumsi harus seimbang, baik konsumsi yang masuk ke perut apalagi konsumsi yang masuk ke pikiran kita. Sehingga berbuah menjadi kata dan aksi yang positif.


Referensi  :


Artikel ini ditulis oleh Denny Hendrawan - 41150011

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB