Manusia modern (homo sapiens) umumnya memerlukan tiga kebutuhan primer atau pokok untuk keberlangsungan hidup. Papan, pangan, dan sandang begitulah ketiganya disebut. Khususnya untuk pangan yang merupakan kebutuhan paling penting manusia untuk bertahan hidup, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Seperti halnya mobil yang bergerak menggunakan bahan bakar minyak (BBM), begitu pula manusia yang membutuhkan makanan/pangan untuk bekerja dan beraktivitas. Jika bahan bakar minyak yang digunakan tidak sesuai dengan mesin mobil, maka mobil tidak dapat dijalankan sampai bisa saja mesinnya rusak karena salah bahan bakar. Persis seperti manusia yang harus menjaga pola makan agar tetap dapat beraktivitas dengan normal. Makna dari contoh inilah yang mungkin tertuang pada peribahasa yang kerap kita lihat atau dengar belakangan ini "You are what you eat".
"You are what you eat", peribahasa ini belakangan ini populer di akun-akun media sosial anak-anak muda bahkan orang dewasa. Jika diartikan secara harfiah atau dengan menerjemahkannya kedalam Bahasa Indonesia maka "You are what you eat" berarti "anda adalah apa yang anda makan". Tentu saja makna dari ungkapan ini tidak bisa diartikan secara langsung seperti itu, namun merupakan kata kiasan atau peribahasa yang kira-kira mengartikan jika Apa yang kita makan merupakan gambaran dari apa yang terjadi pada tubuh kita. Orang yang makan banyak serta tidak menjaga pola makan yang sehat maka tubuhnya juga akan gemuk dan rentan sakit. Sedangkan orang yang makan dengan pola makan seimbang maka lebih sehat ketimbang orang yang pertama. Mungkin kira-kira seperti itu yang dipikirkan orang-orang saat membaca kata "You are what you eat". Pemikiran ini tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Terkadang orang-orang lupa dengan kegiatan lain yang sama pentingnya dengan diet dalam menjaga hidup sehat yaitu Olah raga teratur. Jika melakukan kedua hal ini, olah raga teratur dan menjaga pola makan. Maka bukan hanya sehat namun juga bugar.
Selain itu, ada juga argumen yang mengatakan jika "arti dari You are what you eat berkaitan dengan sikap kita, kepribadian berasal dari apa yang dimakan. Contohnya penyuka fastfood lebih memilik kepribadian yang suka praktis dan cepat dan ringkas. Vegetarian berarti orang yang suka pilih-pilih makanan." Menurut saya argumen ini tidak sepenuhnya salah ataupun benar. Karena setiap orang berhak untuk memiliki selera yang berbeda meski itu tidak sehat. Itulah tugas tenaga kesehatan dan orang-orang yang paham untuk menyebarluaskan fakta tentang pola makan yang sehat dan seimbang. Kembali ke ungkapan you are what you eat, orang-orang biasanya lebih berpikir ke sisi jasmani padahal ada juga sisi rohani didalam tubuh kita. Kalau kita lihat dari sisi rohani, maka akan sangat dalam makna dari ungkapan ini. Apa yang kita makan harus berasal dari hasil yang baik. Makanan dari hasil yang baik tentu memperlihatkan sikap kita yang baik, begitu juga sebaliknya.
Kesimpulannya ungkapan You are What You Eat berrmakna sangat luas dan dalam, sehingga kita harus melihatnya dari berbagai sisi baik jasmani maupun rohani. Orang lain mungkin punya pendapat dan argumen yang berbeda yang harus sama-sama kita hormati dan hargai.
Daftar Pustaka
Agoesman. (2009, Agustus 12). You are What You Eat. Retrieved from Agoesman's Blog: https://agoesman120.wordpress.com/2009/08/12/you-are-what-you-eat/
No comments:
Post a Comment