"You are what you eat", tentunya kita sudah pernah mendengar kalimat ini sebelumnya. Pernakah kamu berpikir bahwa kalimat ini ada benarnya juga ? Kamu adalah apa yang kamu makan yang artinya kondisi tubuhmu yang sudah terbentuk adalah hasil dari apa yang kamu makan selama ini. Entah itu makanan yang bergizi atau tidak. Jika, kamu makan makanan dengan gizi seimbang, maka tubuhmu akan sehat dan kuat. Namun, jika kamu makan makanan yang tidak bergizi, maka tubuhmu akan rusak dan mudah terserang penyakit. Coba kalian bayangkan bila setiap hari hanya makan mie instan saja tanpa asupan gizi makanan lainnya, apa yang akan terjadi pada tubuh kita nantinya ? Fungsi tubuh kita akan terganggu sehingga kita mudah terserang penyakit, pertumbuhan dan perkembangan terganggu, energi yang terbentuk hanya sedikit dan sebagainya karena gizi kita kurang. Gizi kurang dapat disebabkan karena beberapa faktor, seperti pengaruh pergaulan sosial, ekonomi, media sosial, dan stress.
Menurut Dorland (2015), stress adalah keadaan ketegangan fisiologis atau psikologis akibat stimulus (baik internal maupun eksternal) yang merugikan, baik stimulus fisis, mental, ataupun emosional, yang cenderung mengganggu fungsi organisme dan sesungguhnya ingin dihindari oleh organisme tersebut. Pada saat tubuh kita dalam kondisi stress, kita cenderung ingin makan makanan yang dengan kadar gula yang tinggi, seperti permen, coklat, biskuit, serta makanan dengan lemak yang tinggi. Menurut Megawindah Paramitha, Nadya (2012), menyatakan bahwa stress dapat menyebabkan hilangnya kontrol seseorang untuk menghindari makanan-makanan tinggi lemak dan gula. Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Menurut hasil penelitian Pratiwi, Pebi et al (2014), menyatakan bahwa stress dapat memicu peningkatan produksi kortisol yang berlebih dimana hormon ini memiliki efek antagonis terhadap insulin. Semakin stress tubuh kita semakin banyak hormon kortisol yang dihasilkan. Hal ini akan menyebabkan sensitifitas tubuh kita terhadap insulin akan berkurang sehingga glukosa akan sulit untuk masuk ke dalam sel tubuh kita dan mendorong kita untuk lebih cenderung makan makanan tinggi lemak. Selain itu, stress juga dapat meningkatkan kadar lemak serotonin otak dimana mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stress. Akan tetapi, jika kita mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula berlebihan, maka dapat mengakibatkan kita terkena penyakit, seperti diabetes, hipertensi, obesitas dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena kita lebih cenderung mengonsumsi makanan yang kurang sehat, seperti junkfood daripada makanan yang sehat, seperti sayur dan buah-buahan. Lalu, bagaimana cara agar tubuh kita tetap mendapatkan asupan gizi yang baik meski dalam kondisi stress ?
Pertama, catat apa saja yang makanan yang sering kamu konsumsi pada saat stress. Kedua, ketahui dan catat kandungan gizi apa saja yang terdapat dalam makanan tersebut. Ketiga, perhatikan dan bandingkan kandungan gizi apa yang berlebihan atau kekurangan. Keempat, kurangi asupan gizi yang tidak dibutuhkan dan tambahkan asupan gizi yang dibutuhkan. Terakhir, susunlah menu diet makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Menyusun menu diet makanan dapat dibantu dengan beberapa referensi buku menu diet. Namun, pilih buku referensi menu diet yang menurutmu paling sesuai dengan kondisi tubuhmu karena jika tidak sesuai dengan kondisi tubuhmu, maka akan menyebabkan gizi tubuh kita akan tetap buruk.
Daftar Pusaka :
- Dorland.2015.Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 29.Singapura:Elsevier.
-Pratiwi, Pebi et al.2014.Pengaruh Stress terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Hemodialisa.Tanjungkarang:Jurusan Keperawatan Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes.
- Megawindah Paramitha, Nadya.2012.Hubungan Stres dan Faktor Lainnya dengan Konsumsi Makanan Mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Tahun 2012.Depok: FKM UI.
Artikel ini ditulis oleh Fransisca Evelyna – 41150008.
No comments:
Post a Comment