Friday, August 25, 2017

Filosofi Makanan Menurut Jessica Goldy

Pernyataan "You are what you eat" bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi kedua telinga kita, seringkali pernyataan ini ditemukan terpampang dalam bentuk slogan atau himbauan di beberapa tempat canda atau rumah makan, namun sepertinya tidak sedikitpun mendapat lirikan perhatian dari kita. Banyak yang mengira pernyataan ini hanyalah kalimat biasa, padahal ketika diartikan sangatlah memiliki makna. Pernyataan ini mengandung makna bahwa tubuh kita akan mengandung nutrisi yang sama dengan makanan yang kita konsumsi, sehingga semuanya tergantung dari makanan apa yang masuk ke tubuh kita dan apa kandungan gizi dari makanan tersebut, ini juga berbicara mengenai dampaknya ke tubuh, yaitu kesehatan.  
Pada umumnya, tubuh manusia tersusun dari presentase makronutrien dan mikronutrien yang berbeda, bervariasi tergantung dari pola makan, aktivitas, pekerjaan, jenis kelamin, dan faktor lainnya. Merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mengkonsumsi berbagai makanan yang bervariasi dari 5 kelompok makanan untuk memastikan bahwa tubuh kita mengkonsumsi nutrisi yang lengkap. Bayangkan suatu pola makan "Western diet", yaitu pola makan yang selalu mengkonsumsi makanan siap saji seperti hamburger, hot dog, ayam siap saji, kentang goreng, dan lain-lain. Apa yang akan terjadi pada tubuh kita ketika makanan yang hanya kaya dengan karbohidrat super tinggi ini menutrisi tubuh kita? Bayangkan lagi seseorang yang sedang ingin menurunkan berat badan, namun dalam sehari hanya mengkonsumsi buah, sayur, serta telur. Hal yang berbeda pula yang akan menimpa tubuhnya setelah itu. Seseorang yang kelebihan salah satu nutrisi namun kekurangan nutrisi yang lain, misalnya berlebih karbohidrat, bagaimana dengan protein, lemak, vitamin, dan mineral yang juga dibutuhkan? Apakah karbohidrat itu seluruhnya akan dijadikan energi, bagaimana dengan yang disimpan dalam tubuh, apakah akan terjadi obesitas? Belum lagi jika disertai dengan sedentary life style. Sedangkan kasus satunya lagi, hanya mengkonsumsi buah, sayur, serta telur. Lalu bagaimana dengan kebutuhan protein untuk perbaikan sel-sel, bagaimana dengan glukosa apakah otak kita sebagai organ yang sangat vital tidak memerlukannya, bagaimana dengan lemak yang fungsinya juga beragam?
Tentunya dari sinilah kita mengerti dan kembali lagi pada suatu topik yaitu bagaimana memenuhi gizi yang seimbang setiap harinya. Hendaknya setiap hari sebelum kita makan, dipikirkan mengenai apa sebenarnya yang terjadi kalau kita mengkonsumsi makanan tersebut, apakah berlebihan nutrisi, atau sehatkah itu? Semua yang kita makan akan menjadi baik bila sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan porsinya. Dalam hal ini, mendata makanan yang dikonsumsi dalam sehari menjadi sesuatu yang penting, terutama bagi yang pola makannya selama ini hanya menitikberatkan pada satu jenis nutrisi saja atau belum memenuhi syarat pola diet yang sehat. Selain mendata juga diperlukan sikap menghargai tubuh kita sebagai mahakarya ciptaan Tuhan, yaitu dengan mulai mengkoreksi apakah terdapat berat badan berlebih, berat badan kurang, atau penyakit tertentu, dan bagaimana kita memperbaiki semua yang selama ini tidak tepat, seperti apa yang dikonsumsi, lifestyle, pola makan dalam sehari, olahraga, dan lain-lain.
Sekali lagi, "you are what you eat" bukan berarti kita adalah serupa dengan jenis makanan yang kita makan, kita bukan jagung, ayam, sapi, atau beras. Pernyataan ini membuka mata saya, seringkali seseorang yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, seseorang yang berhasil menurunkan berat badan, seseorang yang awet muda akan mendapat pertanyaan, "Dalam sehari apa saja yang dikonsumsi?" Perlu diketahui juga bahwa makanan akan mempengaruhi regenerasi sel dan kognitif. Manusia yang hidup di era ini sering sekali terpapar AC semenjak kecilnya, belum lagi terpapar cahaya matahari ketika keluar dari rumah, terpapar polusi, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa sinar UV dari matahari menimbulkan stres oksidatif dalam tubuh dan kulit setiap kita. Mengkonsumsi vitamin, mineral, protein yang cukup akan memperbaiki sel-sel yang rusak akibat paparan stres oksidatif. Jika zat-zat ini tidak dikonsumsi secara lengkap, bagaimana mungkin sel akan mendapat sumber antioksidan yang cukup? Tentunya akan menimbulkan dampak yang sangat signifikan, yaitu salah satunya mempercepat penuaan. Seseorang yang terlihat awet muda tentunya tidak hanya karena kebiasaan perawatan kulit seperti rajin melakukan botox atau facial misalnya, akan tetapi yang paling penting justru ditunjang dari dietnya setiap hari, karena perawatan eksogen hanya sebagai penunjang saja. Belum lagi berbicara mengenai kemampuan kognitif yang menunjukkan apa yang kita konsumsi setiap hari. Banyak berita yang mengatakan bahwa mengkonsumsi banyak ikan laut akan memperbaiki performansi otak kita. Apakah benar demikian? Sesungguhnya 60% otak kita tersusun dari lemak. Asam lemak tentu diperlukan untuk membangun fungsi dan struktur otak kita. Lebih dari dua pertiga otak kita tersusun dari DHA, yaitu suatu asam lemak omega-3 yang ditemukan sebagian besar di ikan laut, dan harus didapatkan dari diet. DHA itu seperti jaket penghangat bagi saraf atau sel otak dan membentuk pelindung bagi sel-sel saraf. Asam lemak esensial ini mengurangi terjadinya inflamasi, menunjang memori, dan lain-lain. Seiring usia, DHA akan menurun, otak kita akan rentan mengalami defisit memori, gangguan mood, penurunan kognitif, dari sinilah kita mengerti bahwa lemak juga diperlukan untuk kebutuhan otak.
"You are what you eat" juga berbicara mengenai penyakit. Orang berusia 40 tahun ke atas di era ini sering mengeluhkan terdiagnosa penyakit dislipidemia dan sindrom metabolik. Bagaimana mungkin di usia yang masih kuat dan produktif penyakit ini telah menjadi sesuatu yang menjadi kabut. Ketika pasien-pasien dengan keluhan ini datang ke dokter untuk periksa atau membutuhkan konseling, selalu ditanya dan disarankan untuk menghindari makanan bersantan, tinggi glukosa, kacang-kacangan. Mengapa demikian? Karena mengubah diet yang salah sama dengan mengubah status kesehatan kita semua, baik secara instan maupun gradual.
Di atas semuanya itu, yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi pernyataan "You are what you eat". Bukan berarti kita semua harus menjadi vegan atau langsung menjadi bingung memilih makanan, akan tetapi mulai perhatikan erangan sel-sel tubuh kita yang selama ini tidak kita pedulikan sedikitpun. Kita bisa memulai dengan mengatur kebutuhan kalori per hari dan mulai mengkonsumsi nutrisi selengkap mungkin, kemudian mulai memilah mana yang mengandung lemak jahat, mana yang mengandung kolesterol berlebih, mana yang terlalu tinggi glukosa, apakah mempengaruhi kesehatan saya, apakah memperburuk penyakit saya? Ingat, semua nutrisi dibutuhkan oleh tubuh kita tetapi ada batasnya, tidak boleh berlebihan atau justru kurang. Tidak ada kata terlambat untuk memulai hidup sehat, sebab setiap tubuh kita akan menjelaskan dirinya sendiri mengenai apa yang sebenarnya kita konsumsi.
Daftar pustaka :
Whitehead, Ross d., Daniel Re, Dengke Xiao, Gozde Ozakinci, David I. Perrett. "You Are What You Eat: Within Subject Increases in Fruit and Vegetable Consumption Confer Beneficial Skin-Color Changes." PLoS ONE 7.3 (2012): n.pag. Web
Artikel ini ditulis oleh Jessica Goldy - 41150075

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB