You are what you eat, slogan yang sudah sangat sering digunakan oleh orang-orang yang biasanya dihubungkan dengan hidup atau diet sehat. Dalam bahasa Indonesia slogan tersebut berarti kamu adalah apa yang kamu makan. Kalimat you are what you eat biasa dibarengi dengan kalimat if you eat fat you will become fat yang mana merupakan sebuah permainan kata dalam bahasa inggris dimana fat pertama merupakan sebuah kata benda (noun) sedangkan fat kedua merupakan kata sifat (adjective), kalimat tersebut muncul akibat pengartian slogan tersebut secara harfiah dan logika dari kalimat tersebut tidak dapat diterapkan apabila variabelnya diganti misalnya seperti jika kamu makan kelinci kamu akan menjadi kelinci kalimat ini tentu saja salah karena apabila kalimat ini benar orang yang gemuk tidak perlu melakukan diet yang sulit untuk menjadi kurus tetap dapat menjadi kurus bila memakan orang yang kurus.
Istilah you are what you eat sudah sangat dikenal dalam masyarakat hal ini daikibatkan oleh perkembangan dari sumber informasi yang tidak hanya buku tetapi melalui media online juga, dimana hampir semua orang dapat menulis artikelnya masing-masing dan mempengaruhi cara pandang orang yang membacanya, ketika orang yang membacanya adalah seseorang seperti atlit, guru atau dokter dan ketika mereka menyampaikan hal tersebut pada orang lain maka oran yang menerima informasi tersebut akan berpikir bahwa kata tersebut mempunyai makna positif karena disampaikan orang yang sehat atau yang memiliki pengetahuan lebih. Sehingga hal tersebut mempengaruhi pandangan banyak orang akan kalimat tersebut dan menjadi sangat sering atau bahkan terlalu sering digunakan.
Selain dari pada beberapa profesi yang sudah disebut yang menggunakan slogan tersebut industri makanan juga sering kali menggunakan kalimat tersebut untuk mempromosikan produk yang dijualnya, bagian marketing dari industri memanfaatkan cara pikir dan pandang masyarakat akan kalimat tersebut dan pengaruh dari orang yang menyampaikan sehingga sering menggunakan dokter atau atlit sebagai bintang iklan untuk mempromosikan produknya dan menghubungkan dengan slogan tadi. Akibat dari pola pikir masyarakat yang sudah terpengaruh dengan gimmick atau tipu daya yang sudah dilakukan pihak marketing tersebut masyarakat pun memiliki pandangan yang salah akan produk yang dijual yang memiliki label No Fat, Low Fat, Zero Sugar dan sebagainya. Akibat dari pandangan yang salah tersebut adalah konsumsi yang berlebihan terhadap produk tadi tanpa mengerti akan maksud dari label tersebut.
Pada akhirnya slogan you are what you eat jadi berkurang maknanya karena sering digunakan sebagai penarik perhatian dalam iklan dan juga terlalu sering disebut tanpa didasari oleh pengertian dan pengetahuan akan gizi yang dibutuhkan. Dengan kata lain pada saat ini kata you are what you eat menjadi kurang relevan terhadap kehidupan saat ini, seseorang sulit untuk dinilai hanya dari pilihan makanannya, banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan tapi pada saat ini yang paling sering mempengaruhi adalah kesibukan sehingga orang cenderung memilih makanan cepat saji. Walau dipenuhi dengan aktivitas kita tetap harus makan-makanan yang memenuhi asupan nutrisi kita karena tubuh kita terdiri dari berbagai zat sehingga kita perlu memenuhi semua dan pentingnya menu yang beragam.
Artikel ini ditulis Oleh Olivier Yudha Atmaja Guntara - 41150070
No comments:
Post a Comment