Thursday, August 24, 2017

Filosofi Makanan Menurut Yohanes Windu

Kebutuhan yang mendasar bagi manusia salah satunya adalah makanan. Manusia sangat membutuhkan makanan karena dari makanan tersebut manusia dapat memperoleh kelangsungan hidup yang dapat diambil dari kandungan-kandungan yang terdapat dari makanan tersebut antara lain yaitu sumber tenaga, vitamin, protein, mineral, dan zat-zat lain yang dibutuhkan manusia untuk menyokong kelangsungan hidupnya sebagai contoh yaitu sarana untuk mekanisme terhadap penyakit. Selain itu makanan juga dapat memuaskan hasrat manusia akan lapar. Tapi menurut saya, belakangan ini beberapa kalangan masyarakat sudah mulai mengalami pergeseran paradigma tentang makanan. Belakangan ini, sebagian kalangan menggunakan makanan bukan lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, melainkan untuk menunjukan eksistensi diri guna menunjukan status sosial orang tersebut.
Keadaan tersebut dapat dihubungkan dengan suatu slogan yaitu "You Are What You Eat" yang menurut saya menandakan apa yang anda makan menunjukan sosok anda. Melihat dari arti kata slogan yang menurut KBBI adalah "Perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya". Dari sini saya berpendapat bahwa beberapa kalangan menggunakan slogan ini sebagai cara mereka menunjukan status sosial mereka. Dengan slogan ini mereka juga dapat memnbuat suatu pemikiran bahwa dengan makan makanan yang mewah dapat menunjukan siapa diri mereka sebenarnya. Saya mengutip dari Wiwin yang menulis disebuah blog mengatakan bahwa "Seorang direktur tentu saja tidak akan mengorbankan prestisnya dengan terlihat makan di warung burjo pinggir jalan." Menurut saya dari pendapat tersebut ada benarnya karena memang belakangan ini status sosial melekat sekali dengan gaya hidup seseorang dan dapat menunjukan siapa mereka. Slogan "You Are What You Eat" sekarang telah menjadi slogan beberapa kalangan untuk menunjukan eksistensi mereka.
Menurut saya pergeseran paradigma tentang slogan "You Are What You Eat" ini kurang tepat jika disalahgunakan hanya untuk menunjukan status sosial seseorang karena sebenarnya setiap makanan memiliki kandungan gizi masing-masing dan tidak bisa diukur hanya dengan harganya saja, banyak juga makanan murah yang mengandung nilai gizi yang tinggi atau bahkan belum tentu makanan mewah memiliki nilai gizi yang mencukupi bagi orang tersebut. Namun saya juga tidak dapat menyalahkan ideologi atau pendapat mereka mengenai apa yang mereka makan menunjukan status sosial mereka karena pasti bagi mereka, untuk mencapai suatu status sosial yang tinggi itu perlu usaha juga dan mengingat juga manusia mempunyai suatu kebutuhan mendasar yaitu eksistensi diri. Mungkin mereka menjadikan sarana untuk menunjukan eksistensi diri menggunakan media makanan. Tapi menurut saya akan menjadi kurang tepat jika mereka sampai menghindari makan makanan biasa hanya karena tidak mau disamakan dengan kaum menengah kebawah mengingat fungsi mendasar dari makanan adalah zat gizi yang kita butuhkan didalamnya sebagai sumber energi kita sehari-hari. Saya juga mengutip dari tulisan Hestya dari sebuah web yang mengatakan "Untuk pertama kali dalam 13 tahun penelitian, makanan, termasuk tempat makannya, lebih diprioritaskan oleh remaja sebagai penilaian status sosial" dari sini saya setuju bahwa tidak hanya kaum dewasa saja yang telah mengalami pergeseran paradigma tapi juga pada kalangan remaja.
Dari sini kita dapat mengerti bahwa slogan "You Are What You Eat" telah mengalami pergeseran paradigma belakangan ini karena sebagian kalangan ingin menunjukan eksistensi diri mereka dengan makanan mereka. Namun, tidak semua orang juga berpikiran seperti itu tapi kebanyakan kalangan telah menggeser paradigma bahwa makanan sebagai fungsi dasar kebutuhan sebagai pengganti status sosial. Tapi menurut saya, suatu paradigma atau pendapat seseorang juga tidak dapat kita anggap salah karena memang setiap orang memiliki pendapat masing-masing karena benar menurut saya belum tentu benar menurut anda. Jadi, dari sini kita dapat menelaah tentang suatu slogan "You Are What You Eat" apakah suatu makanan adalah hanya sebuah kebutuhan bagi kita ataukah hanyakah sebuah sarana untuk menunjukan status sosial kita ?
Sumber :
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

"Makanan & Status Sosial". Mampir. 27 Oktober 2011. 24 Agustus 2017. < http://wiwinutami.blogspot.co.id/2011/10/makanan-status-sosial.html>

"Remaja Ukur Status Sosial dari Makanan dan Ponsel". Berita Terkini, Berita Hari ini Indonesia dan Dunia. 25 Mei 2014. 24 Agustus 2017. < https://m.tempo.co/read/news/2014/05/25/061580232/remaja-ukur-status-sosial-dari-makanan-dan-ponsel>

Nikolaos Katsilsambros, dkk. 2014. Asuhan Gizi Klinik . Jakarta : EGC.

Artikel ini ditulis oleh Yohanes Windu Tiar Prakosa-41150066

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB