Jika dilihat dari sisi kesehatan, semakin tua lansia maka semakin banyak muncul keluhan kesehatan. Masalah kesehatan yang muncul pada lansia antara lain kelainan profil lipid atau dislipidemia. Cleeman (2001) menyatakan bahwa dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol LDL atau penurunan kadar kolesterol HDL di plasma darah. Fratiglioni et al. (2010) menyatakan bahwa diet lipid merupakan faktor risiko perkembangan penyakit Alzheimer (AD) di usia lanjut, dan Deschamps et al. (2002) menyatakan bahwa penyakit AD dapat berdampak pada setiap area otak, sehingga dapat menghilangkan fungsi atau kemampuan tertentu. Karena hal ini, lansia penderita AD kehilangan kemandirian dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yang nantinya dianggap menjadi beban keluarga dan masyarakat sekitar.
Almatsier (2014) menyatakan bahwa penyebab dislipidemia di antaranya yaitu faktor genetik dan asupan lemak yang tinggi. Pengaruh lemak makanan pada dislipidemia berkaitan dengan asam lemak dan kolesterol yang dikandung makanan itu terhadap profil lipid darah. Song et al. (2015) menyatakan bahwa asam lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda berpengaruh baik terhadap kadar profil lipid darah sementara asam lemak jenuh serta kegemukan berpengaruh kurang baik.
Bays & Ballantyne (2006) menyatakan bahwa asupan lemak yang tinggi tanpa aktivitas fisik seimbang dapat menimbulkan deposit energi dalam bentuk lipid di jaringan adiposa. Hal ini dapat menimbulkan peningkatan berat badan yang berkaitan dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT). Tetapi, pada pralansia dan lansia hal ini belum tentu terjadi karena pada pralansia mulai terjadi penurunan fungsi organ tubuh terkait dengan umurnya (Liu & Li 2015).
Untuk itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis prevalensi dislipidemia berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pralansia dan lansia serta korelasinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional, yang dilakukan di Poslansia Dahlia Senja, Kecamatan Limo, Kota Depok dengan subjek 116 anggota dari poslansia tersebut. Data yang dikumpulkan berupa data karakteristik subjek yang meliputi biodata dan ukuran antropometri yang terdiri dari berat badan dan tinggi badan (untuk menentukan IMT), serta data analisis biokimia darah yaitu profil lipid (kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL). Subjek juga menjalani pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar betis untuk kategori skoring dari MNA (Mini Nutritional Assesment).
Dari penelitian ini didapat hasil bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara IMT dengan kadar trigliserida dan antara MNA dengan kolesterol total. Hal tersebut menunjukkan bahwa status gizi bisa menjadi salah satu penyebab dislipidemia pada pralansia dan lansia.
Baca lebih lanjut di jurnal berikut ini :
Nunung Cipta Dainy, Clara M. Kusharto, Siti Madanijah, Martina Wiwie Setiawan Nasrun; Status Gizi Kaitannya dengan Dislipidemia pada Pralansia dan Lansia. J. Gizi Pangan 2016; 11 (2): 153-158. (Diambil dari http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/14695/10871)
Artikel ini ditulis oleh Agata Fitri Ambarini - 41150012
No comments:
Post a Comment