Monday, August 28, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi Oleh Andrean Jefrian Manihuruk

Ringkasan Jurnal Gizi Oleh Andrean Jefrian Manihuruk

Meningkatnya angka kunjungan lansia di beberapa sarana kesehatan di Maros menandakan bahwa masalah kesehatan lansia harus senantiasa diperhatikan. Permasalahan tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks, sehingga diperlukan upaya yang serius dan berkesinambungan dalam penanganannya. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pola pengasuhan gizi yang baik bagi lansia agar terjadi status gizi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pola asuh gizi pada lansia dengan status gizi yang berbeda (gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih).

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuhan gizi pada lansia dengan status gizi kurang berbeda dengan pengasuhan gizi pada lansia dengan status gizi baik dan status gizi lebih. Hal ini dapat dilihat dalam hal penyediaan makanan yang dimulai dari perencanaan menu, implementasi (pada saat makan) dan tahap akhir yaitu evaluasi. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia (Sativa, 2010).

Implementasi membahas tentang cara penyajian, sesuai dengan standard gizi seimbang yang ditentukan, variasi menu dan sesuai dengan kemampuan mengunyah. Morley (2009) menyatakan bahwa lansia mengalami penurunan tajam dalam nafsu makan, menyebabkan kurangnya asupan energi dan perkembangan selanjutnya mengalami malnutrisi dan berakhir pada penyakit-penyakit tertentu. Selanjutnya, lansia memilih untuk makan setelah semua anggota keluarga yang lain selesai makan, atau kadang mereka lebih duluan mengambil makanan di dapur dan kemudian memakannya di dalam kamarnya sendiri. Hal ini menyebabkan lansia merasa kesepian dan tidak nyaman dengan kondisi dan keadaan sekitarnya.


Kondisi psikososial lansia erat kaitannya dengan tingkat kepuasan dan depresi. Ruslianti (2006) menemukan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat kepuasan terhadap kondisi psikososial lansia. Semakin tinggi tingkat kepuasan lansia semakin baik kondisi psikososial lansia. Perasaan bahagia yang dimiliki lansia dapat meningkatkan kepuasan diri pada lansia. Menurut penelitian yang dilakukan Jauhari (2003) disebutkan bahwa hal yang membuat sebagian besar lansia bahagia adalah terjaminnya kebutuhan hidup. Dengan demikian lansia akan merasa puas. Terjaminnya kebutuhan hidup bisa didapat bila ada dukungan sosial bagi lansia baik dari keluarga, masyarakat maupun dari pemerintah.

Sehingga untuk didapatkan lansia dengan status gizi baik, pola pengasuhan gizi yang baik harus  mulai dari tahap perencanaan, dimana lansia sendiri yang kadang-kadang menentukan menu makanan yang disediakan, lansia lebih memilih makan bersama dengan anggota keluarga yang lain di meja makan karena menyukai suasana kebersamaan dan kenyamanan, makanan yang sesuai dengan gizi seimbang dan bervariasi baik dari segi pengolahan maupun jenis bahan makanan, dan tekstur makanan yang lebih lunak sehingga lansia mampu mengunyah dan mencerna makanan tersebut. Sebaiknya lansia tidak hanya mendapatkan perhatian maupun dukungan dari keluarga saja, tapi dari masyarakat dan pemerintah juga.

Wiwi Indraswari1 ,A. Razak Thaha2 , Nurhaedar Jafar 2 1 Puskesmas Lau, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan 2 Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin; POLA PENGASUHAN GIZI DAN STATUS GIZI LANJUT USIA DI PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS TAHUN 2012.

Artikel ini ditulis oleh Andrean Jefrian Manihuruk-41150096.

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB