Judul Jurnal : Does Infant's Feeding Contribute to Childhood Obesity?
Nama Jurnal : Nutritional Disoders and Therapy
Penulis : Abdulmoein Al-Agha, Lubna Al-Nouri, Linah Faour, Baraah Tatwany.
Department of Paediatrics, King Abdul Aziz University Hospital, Jeddah, Saudi Arabia.
Tahun Terbit : 2015
ISSN : 2161-0509 JNDT
Kegemukan pada masa kanak-kanak adalah masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi saat ini, dimana WHO memperkirakan sampai di tahun 2015 terdapat 2,3 milyar orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta anak dan remaja yang akan menjadi obesitas. Obesitas adalah penyakit multifaktorial yang terjadi karena interaksi antara gen dengan lingkungan, sehingga muncul hipotesa bahwa nutrisi saat bayi adalah salah satu faktor kuat yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan ASI sudah sejak lama diketahui memiliki komposisi nutrisi yang penting untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi sehingga dianggap memiliki kemungkinan untuk bisa melindungi anak dari kegemukan.
Studi ini menggunakan pendekatan dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT), Waist to Hip Ratio (WHR) dimana WHR ini merupakan salah satu pengukuran ukuran lingkar perut dengan ukuran lingkar panggul. Rasio ini dapat menunjukan distribusi berat badan, serta lemak tubuh secara terpisah. Pola distribusi berat badan di kenal sebagai satu hal penting pengukur tingkat resiko kesehatan dari obesitas individu. Seseorang dengan kelebihan berat badan dapat berada dalam resiko penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetus melitus tipe 2, hyperlipidemia (kadar lemak tubuh tinggi). Penelitian ini dilakukan pada anak usia 2-12 tahun sebanyak 521 anak-anak (283 laki-laki dan 283 perempuan) di Jeddah, Saudi Arabia di tahun 2014-2015.
Hasil dari penelitian ini adalah tidak adanya pengaruh signifikan antara pemberian ASI dengan peningkatan IMT ataupun berat badan. Dalam perihal perdebatan antara susu formula dengan ASI dan dampaknya pada obesitas di masa kanak-kanak, terdapat bukti bahwa susu formula mengandung lebih banyak lemak dan protein daripada ASI yang pada akhirnya kelebihan protein dan lemak ini akan mengarah pada peningkatan sekresi insulin-growth-factor yang akan menstimulasi produksi sel-sel lemak dimana sangat berhubungan dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Selain itu, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ASI memiliki peran yang besar dalam mencegah penyakit kardiovaskular karena pemberian ASI berkaitan dengan jumlah LDL (kolesterol jahat) dan tekanan darah serta memiliki keuntungan jangka panjang untuk fungsi kardiovaskular, karena dalam studi ini menunjukkan korelasi antara pemberian ASI dengan WHR yang lebih rendah dan pemberian susu formula dengan WHR yang lebih tinggi, dimana WHR yang tinggi berkaitan dengan penyakit kardiopulmonar.
Banyaknya penelitian mengenai pemberian ASI secara ekslusif dan efeknya pada obesitas, memunculkan pertanyaan bagaimana efek jika dilakukan kombinasi antara ASI dan susu formula, dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI secara ekslusif tetap memiliki WHR yang lebih rendah daripada mereka yang diberikan kombinasi antara ASI dan susu formula. Durasi pemberian ASI menunjukkan data bahwa semakin lama durasi seorang anak diberikan ASI, semakin tinggi perlindungan yang diberikan oleh ASI untuk melawan kelebihan berat badan dan obesitas seseorang, dimana efek terhadap BMI tidak terlalu signifikan pada bayi di usia 3 sampai 4 tahun, namun menjadi signifikan di usia 5 dan 6 tahun dan resiko kelebihan berat badan berkurang sebanyak 4% tiap bulannya dan perlindungan oleh ASI ini semakin meningkat pada mereka yang mendapatkan ASI lebih dari 9 bulan.
Pemberian ASI sangat direkomendasikan kepada seluruh ibu sebagaimana ASI adalah nutrisi yang ideal untuk pertumbuhan dan dan perkembangan bayi, dimana bayi harus di diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal serta pemberian ASI berhubungan dengan WHR yang dimana dapat menurunkan WHR sehingga berdampak pada penurunan resiko obesitas dan penurunan resiko jangka panjang dari perkembangan penyakit kardiopulmonar.
Artikel ini ditulis oleh Ni Nengah Ayu Petra Steffiasih-41150021
No comments:
Post a Comment