Penelitian menggunakan minuman tempe ini bertujuan untuk mengetahui efek pada orang dengan hiperkolesterolemia yaitu dengan mengonsumsi pangan yang mengandung protein kedelai yang dalam hal ini terdapat dalam minuman tempe. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Randomized Controlled Trial (RCT) dengan total 51 subjek pria dan wanita berumur 22-55 tahun yang kadar kolesterol total ≥200 mg/dl (yang notabene mengalami hiperkolesterolemia) dan sudah menyetujuinya. Penelitian dilakukan dengan 3 cara yaitu, satu sebagai control yang tidak diberi minuman tempe, MTA (Minuman Tempe A) yang terdiri dari minuman tempe lokal yang berasal dari Grobogan yang dikecambahkan , dan MTB (Minuman Tempe B) yang terdiri dari tempe import Genetically Modified Organisms (GMO) yang tidak dikecambahkan. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa intervensi protein kedelai 26,4 g dapat menurunkan kolesterol total, LDL, dan trigliserida secara signifikan (Utari, 2011). Maka dari itu diberikanlah asupan protein pada subjek minimal 25g protein/ hari yang bisa menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (Sacks et al, 2006; Erdman, 2000).
Cara pembuatan minuman tempe yang dimaksud pada penelitian ini yaitu kedelai direndam dalam air selama 6 jam lalu ditempatkan pada ember yang sudah dilubangi bagian alasnya dan ditutup dengan kain/ plastik gelap kemudian dibiarkan mengalami proses pengecambahan di suhu ruang selama 28 jam nantinya kedelai disiram dengan air setiap 3 jam lalu dibuat menjadi bubuk minuman dan diberi rasa beragam (coklat, vanilla, pisang). Subjek diberikan minuman bubuk kedelai yang akan diseduh sendiri yang diminum selama 28 hari, setiap hari 3 bungkus , yang akan diberikan 2 kali seminggu ( hari Senin 9 bungkus dan hari Kamis 12 bungkus). Dengan asumsi jumlah protein per bungkus 10,33 g untuk kedelai A dan 10,17 g untuk kedelai B , maka dapat memenuhi kebutuhan protein kedelai yang direkomendasikan FDA yaitu 25 g per hari untuk menurunkan kolesterol total dan LDL . Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap keberhasilan penelitian ini yang dikarenakan tingkat kepatuhan subjek dan ikut serta dalam pengendalian hiperkolesterolemia.
Hasil penelitian intervensi minuman tempe terhadap penurunan jumlah LDL dan kolesterol total sebenarnya tidak jauh berbeda , namun lebih tinggi penurunannya pada MTA (Minuman Tempe A), karena pada tempe A dilakukan proses perkecambahan yang digunakan untuk meningkatkan mutu gizi dari kedelai. Selain proses yang mudah , saat perkecambahan terjadi banyak perubahan komponen zat gizi, menjadi senyawa yang lebih sederhana, mudah dicerna, dan dapat meningkatkan kadar protein (Astawan & Hazmi, 2016). Kesimpulannya minuman tempe mempunyai efek untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan TG.
Artikel ini ditulis oleh Soviasti Carissa Grace – 41150063
Informasi Tambahan
Judul artikel asli : Efek Intervensi Minuman Tempe Terhadap Penurunan Kadar Low Density Lipoprotein (The effect of tempe drink intervention on low density lipoprotein decreasing)
Nama Jurnal : J. Gizi Pangan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2017
Penulis : Ika Wirya Wirawanti , Hardinsyah , Dodik Briawan , Made Astawan
Tahun Terbit : 2017
No comments:
Post a Comment