Tuesday, August 29, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi Oleh Dayang Christi

Gizi buruk merupakan kelainan gizi yang dapat berakibat fatal pada kesehatan balita karena balita termasuk kelompok paling rentan terhadap masalah gizi. Kejadian gizi buruk ini apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang buruk bagi balita. Gizi buruk seperti fenomena gunung es dimana kejadian gizi buruk dapat menyebabkan kematian.

            Faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk diantaranya adalah status sosial ekonomi, ketidaktahuan ibu tentang pemberian gizi yang baik untuk anak dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, status gizi balita setelah penanganan, riwayat penyakit infeksi, status ASI eksklusif dan status imunisasi . Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap gizi buruk pada balita maka dilakukan penelitian di Kecamatan Sampang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang pada tahun 2013 menyatakan bahwa Kecamatan Sampang merupakan daerah dengan kasus gizi buruk terbanyak pada kabupaten tersebut.

            Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional didapatkan data lebih dari setengah jumlah responden memiliki tingkat pendidikan rendah, sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang gizi, lebih dari setengah jumlah responden tidak bekerja, sebagian besar responden memiliki pendapatan keluarga dibawah UMK, sebagian besar balita yang lahir dengan kondisi normal, sebagian besar balita terkena penyakit infeksi, lebih dari setengah jumlah balita diberikan ASI eksklusif, sebagian besar balita memiliki status imunisasi  yang sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, lebih dari setengah jumlah balita mulai beranjak membaik atau tidak mengalami gizi buruk lagi setelah dilakukan penanganan dari Puskesmas. Maka, dapat disimpulkan di Kecamatan Sampang yang memiliki keterkaitan dengan kasus gizi buruk setelah penanganan antara lain status pekerjaan responden, pendapatan keluarga dan riwayat penyakit infeksi balita.

            Status pekerjaan responden dapat mempengaruhi resiko gizi buruk pada balita dikarenakan Ibu yang tidak bekerja secara otomatis tidak akan mendapatkan penghasilan sehingga ada kemungkinan kurang mencukupi kebutuhan gizi balita sehari-hari, padahal asupan nutrisi yang dikonsumsi kemungkinan besar dapat mempengaruhi status gizi balita.         Sedangkan hubungan gizi buruk dengan pendapatan keluarga yaitu keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dalam memenuhi kebutuhan makanan terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi. Hal ini dikarenakan dengan kurangnya pendapatan keluarga maka daya beli makanan yang beragam dan bergizi untuk memenuhi cakupan gizi balitaakan berkurang sehingga balita dengan pendapatan keluarga yang kurang akan lebih rentan terkena gizi buruk

            Yang terakhir adalah penyakit infeksi, penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah terkena penyakit infeksi, sehingga penyakit infeksi dengan keadaan gizi merupakan suatu hubungan timbal balik. Balita yang terkena penyakit infeksi cenderung mengalami penurunan berat badan, hal ini dikarenakan terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh balita dan biasanya juga diikuti penurunan nafsu makan. Penurunan berat badan yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya penurunan status gizi.

 

Baca lebih lanjut di jurnal berikut ini:

 

Budi Faisol Wahyudi, Sriyono, Retno Indarwati; Analisis Faktor Yang Berkaitan Dengan Kasus Gizi Buruk Pada Balita. Jurnal Pediomaternal, Oktober 2014 – April 2015, Vol.3 No.1.

 

Artikel Ini Ditulis Oleh Dayang Christi Nopiyondayani -  41150040

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB