Tuesday, August 29, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh I Gede Pande Wahyu Widiastana

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit yang menyebabkan ketidakseimbangan kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pancreas gagal memproduksi insulin atau terjadinya  misfungsi tubuh yang tidak dapat menggunakan insulin secara tepat. ( D'Adamo, 2008)

            Berdasarkan data departemen kesehatan angka prevalensi penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2008 sekitar 12 juta jiwa . diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 21,257 juta jiwa.

            Penyakit DM tipe 2 merupakan salah satu penyebab utama kematian atau sekitar 2,1 % dari seluruh kematian. Jumlah penderita DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok umur dewasa terutama umur > 30 tahun dan pada seluruh status social ekonomi ( Perkeni,2010)

            Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu faktor  yang mempengaruhi timbulnya peyakit DM tipe 2. Timbunan lemak yang berlebih dalam tubuh dapat memnyebabkan resistensi insulin yang berpengaru terhadap gula darah penderita diabetes mellitus. ( Waspadji ,2004)

            Dari hasil penelitian yang dilakaukan oleh Purnawati ( 1998) dari Uniersitas Indonesia, menunjukan ada hubungan yang bermakna antara IMT dengan tejadinya DM tipe 2. IMT tinggi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan IMT rendah.

            Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh ( IMT) dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS Tugurejo. Penelitian pada jurnal ini dilakukan pada berbagai karakteristik sample.

1.      Jenis kelamin

Sebagian besar sample berjenis kelamin perempuan (78,4%). Hal ini disebabkan oleh komposisi lemak tuuh pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan aki-laki sehingga perempuan lebih mudah gemuk berkaitan dengan resiko obesitas (Laquatra,2004)

2.      Umur

Sebagian besar sample berada dalam kelompok umur 46- 60 tahun (73%). Menurut D'adamo (2008) bahwa faktor resiko DM muncul stelah usia 45 tahun. Hal ini terjadi karena pada usia ini individu menjadi kurang aktif,berat badan bertambah, massa otot berkurang, dan akibat proses menua mengakibatkan peyusutan sel-sel beta yang progresif.

3.      Pendidikan

Sample berpendidikan SMA/SMK sebanyak 9 orang (24,32 %). Pada penderita dengan tingkat pengetahuan yang rendah dapat menyebabkan pengetahuan yang terbatas tentang pengetahuan pemilihan jenis makanan yang tidak tepat sehingga dapat menyebabkan penyakit DM . (Soekidjo,2007)

4.      Pekerjaan

Sebagian besar sample adalah ibu rumah tangga, yaitu sebesar 59,5% . menurut Suyono ( 2005) bahwa DM banyak terjadi pada wanita terutama kelompok ibu rumah tangga karena sedikit memerlukan tenaga dan sedikit melakukan aktivias fisik sehingga dapat menimbulkan penimbunan lemak dan mengakibatkan resistensi insulin sehingga terjadi peningkatan gula darah dan beresiko menjadi DM tipe 2.

5.      Indeks Massa Tubuh

Sebanyak 51,4% sample memiliki IMT 25-29,9 atau memiliki status obesitas sedang. Timbunan lemak bebas yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya uptke sel terhadap lemak bebas dan memacu oksidasi lemak sehingga menghambat penggunaan glukosa dalam otot (Mc. Wright, 2008)

6.      Kadar Gula darah.

Sebagian besar sample memiliki gula darah sewaktu > 200 mg/dl yaitu sebanyak 70,3 %. Hal ini sesuai dengan teori D'adamo (2008) bahwa seseorang terdiagnosa DM apabila kadar gula darah  sewaktu lebih dari atau samadengan 200 mg/dl.

Indeks Massa Tubuh

Hasil analisis statistik menunjukan pada jurnal penelitian ini menggambaran bahwa terdapat hubungan antara  Indeks Massa Tubuh dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2. Semakin tinggi nilai IMT semakin tinggi pula kadar gula darahnya.

Menurut D'adamo (2008) orang yang mengalami kelebihan berat badan, kadar leptin dalam tubuh akan meningkat. leptin berperan dalam hipotalamus untuk mengatur tingkat lemak tubuh,kemampuan untuk membakar lemak menjadi energy dan mengatur rasa kenyang. Kadar leptin dalam plasma menngkat dengan meningkatnya berat badan. Leptin beerperan terhadap terjadinya resistensi insulin dengan menghambat fosfolirasi insulin reseptorsubstrat-1 (IRS) yang akibatnya data menghambat ambilan glukosa. Sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam darah.

Baca lebih lanjut di jurnal berikut ini:

Adnan, M., Mulyati, T., & Isworo, J. T. (2013). Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 rawat jalan Di RS tugurejo semarang. Jurnal Gizi, 2(1). (DOWNLOAD FREE PDF HERE)



Artikel ini ditulis oleh I Gede Pande Wahyu Widiastana - 41150018

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB