Tuesday, August 29, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Isabella Diah Ayu

Penelitian kali ini membahas mengenai pengaruh faktor demografi terhadap risiko gizi buruk dan gizi kurang pada balita. Pengambilan sample dilakukan di tiga komunitas di Sumatra Barat dengan melibatkan komunitas perkotaan, pertanian serta perikanan melalui studi terhadap 572 keluarga. Dari hasil penelitian didapatkan 17,6 % balita memiliki risiko gizi buruk, serta 14% balita menderita  gizi kurang, yang mengartikan bahwa masih besarnya gizi di daerah kajian. Dari implikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa persoalan gizi dalam masyarakat memiliki multidimensi faktor yang menjadi penyebab munculnya kasus-kasus gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia.


Dari jurnal ini, diketahui terdapat dua  aspek langsung  yang  saling mempengaruhi persoalan  gizi.  Pertama, adanya kekurangan asupan pangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, kemudian yang kedua adalah pengaruh dari  infeksi  penyakit. Dari  faktor tersebut,  sebenarnya  persoalan  gizi  kurang merupakan sebuah implikasi  dari  masih lemahnya sistem  pelayanan kesehatan,  pola asuh  orang tua terhadap anak yang kurang memberikan perhatian  dalam  tumbuh kembangnya  anak  dan stok  asupan makanan dalam rumah tangga.  Hal ini merupakan  persoalan  klasik  yang berpangkal  pada  persoalan  ekonomi, dimana kemiskinan; rendahnya pendidikan masyarakat  dan  kurang  keterampilan dalam menjalani  kehidupan (life skill) menjadi landasan utama.


Dalam jurnal ini juga dikatakan bahwa lemahnya intervensi pemerintah terhadap kemiskinan, menjadikan masyarakat belum mampu memberikan perubahan terhadap  kesejahteraan masyarakat, sehingga berimplikasi  besar terhadap  munculnya kasus  gizi  buruk dan gizi kurang pada balita. Oleh karenanya dibutuhkan peran dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Pendekatan yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memperbaiki ekonomi masyarakat serta terbukanya lapangan pekerjaan yang luas sehingga diharapkan terjadi peningkatan  pendapatan rumah tangga yang akhirnya  berujung  kepada perbaikan asupan gizi balita. Selanjutnya, pelayanan  kesehatan pada level  Posyandu  perlu intensif dilakukan,  terutama pelayanan  terhadap perbaikan  gizi balita. Pemberian  makanan  tambahan pada  balita  merupakan  hal  terbaik  untuk  meningkatan gizi balita.  Kemudian, diintensifkan program sosialisasi  gizi agar  setiap keluarga dapat paham mengenai gizi tersebut.  Yang terakhir adalah dengan program  bantuan untuk masyarakat miskin  yang mencakup kebutuhan gizi secara lengkap. Strategi  ini akan efektif  bila secara  makro, perekonomian nasional dapat ditingkatkan  dan  kesejahteraan  serta  pendidikan masyarakat  juga lebih dikembangkan sehingga angka balita gizi kurang  di  Indonesia dan  Sumatera Barat menjadi lebih kecil.

 

Baca lebih lanjut di jurnal berikut :

 

Saputra, Wiko. Desember 2012. Faktor Demografi dan Risiko Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Makara, Kesehatan, Vol. 16 No. 2 95-101. http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/1636/1366 diakses pada 28 Agustus 2017 pukul 12:50

 

 

Artikel ini ditulis oleh Isabella Diah Ayu - 41150053

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB