Penatalaksanaan Diet pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) pre dialisis stadium IV pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron dan menurunkan kadar ureum darah. Jumlah dan jenis protein yang diberikan pada pasien PGK pre dialisis sangat penting untuk diperhatikan karena protein berguna untuk mengganti jaringan yang rusak, membuat zat antibodi, enzim dan hormon, menjaga keseimbangan asam basa, air, elektrolit, serta menyumbang sejumlah energi tubuh. Pada pasien PGK protein diberikan lebih rendah dari kebutuhan normal, oleh karena itu diet ini biasa disebut Diet Rendah Protein.
Pada waktu yang lalu, anjuran protein bernilai biologi tinggi/hewani hingga ≥60%, akan tetapi pada saat ini anjuran cukup 50%. Saat ini, sumber protein sebagai lauk pauk tidak hanya bersumber dari protein hewani tetapi dapat disubstitusi dengan protein nabati untuk pengganti protein hewani sebagai variasi menu. Namun kebutuhan protein tetap diperhitungkan dengan memperhatikan segala kelebihan dan kekurangan.
Berdasarkan uji kualitas protein menggunakan Protein Digestibility Corrected Amino Acid Score (PDCAAS) yang menggambarkan jumlah asam amino dari protein dan tingkat daya cernanya pada manusia, protein kedelai mempunyai nilai yang sama dibandingkan dengan putih telur dan protein susu, kecuali asam amino methionin yang harus ditambah. Demikian pula asam amino esensial lisin kurang pada beras dan triptopan kurang pada jagung, akan tetapi apabila bahan makanan yang mengandung asam amino terbatas dikonsumsi secara bersamaan dalam hidangan sehari-hari, memungkinkan saling melengkapi asam aminonya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Sumber protein dari kacang-kacangan dan produk kedelai, seperti tempe, tahu, susu kacang juga mengandung kalium dan fosfor yang cukup tinggi, sehingga untuk mencegah hiperkalemia dan hiperfosfatemia tetap dibutuhkan pengikat fosfor dan kalium yang adekuat. Produk kedelai cukup aman untuk selingan pengganti protein hewani sebagai variasi menu dengan jumlah sesuai anjuran. Akan tetapi tidak untuk suplemen atau tambahan sehingga melebihi kebutuhan. Hal positif yang didapat dari protein nabati adalah mengandung phytoestrogen yang disebut isoflavon yang memberikan banyak keuntungan pada PGK. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan didapatan protein dari kedelai dapat menurunkan proteinuria, hiperfiltrasi, dan proinflamato cytokines yang diperkirakan dapat menghambat penurunan fungsi ginjal lebuh lanjut. Penelitian lain mengenai diet dengan protein nabati pada pasien PGK adalah dapat menurunkan ekresi urea, serum kolesterol total dan LDL sebagai pencegah kelainan pada jantung yang sering dialami pada pasien PGK.
Asupan protein yang konsisten dan terkendali pada pasien PGK adalah penting. Dengan mengatur makanan seperti menjalani diet rendah protein serta menggunakan protein nabati sebagai pengganti protein hewani dapat menunda penurunan fungsi ginjal sehingga meningkatkan kualitas pasien. Namun tetap diperhatikan variasi dan jumlah dari protein nabati yang diberikan sehingga tidak menyebabkan defisiensi asam amino tertentu dan tidak terjadi hiperkalemi dan hiperfosfatamia
Referensi:
Kresnawan Triyani, Markun HMS. Diet Rendah Protein Dan Penggunaan Protein Nabati Pada Penyakit Ginjal Kronik. Divisi Ginjal Hipertensi Bagian Penyakit Dalam FKUI-RSCM: 2012.
Artikel ini ditulis oleh Ngesti Chintia Dewi – 41150092.
No comments:
Post a Comment