Metabolisme karbohidrat dan diabetes melitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes melitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes melitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin (resistensi insulin), sedangkan insulin sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes melitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat.
Adanya kelainan sistem insulin pada penderita diabetes melitus mengakibatkan tingginya kadar glukosa (sebagai bentuk akhir dari pemecahan karbohidrat) dalam darah atau disebut hiperglikemia. Glukosa yang seharusnya dapat diikat dan dikonversikan menjadi gula otot (glikogen) ternyata gagal akibat adanya kelainan sistem insulin, baik karena adanya kerusakan pada sel-sel β pulau langerhans di pankreas maupun adanya resistensi insulin oleh reseptor-reseptor yang ada di sel tubuh. Tidak hanya hiperglikemia, kelainan sistem insulin dapat mengakibatkan terdapatnya gula dalam urin atau disebut glukosaria karena ketidakmampuan ginjal dalam melakukan fungsi filtrasi dan reabsorpsi glukosa. Hal ini dapat mengakibatkan penderita diabetes melitus mengalami kehilangan kalori dalam jumlah besar. Kadar glukosa yang tinggi juga mengakibatkan adanya proses osmosis pada tubuh yang abnormal. Kadar glukosa yang meningkat pada darah akan menarik banyak cairan dari sel-sel yang ada di sekitarnya dan ujungnya akan dibawa ke ginjal untuk diekskresikan. Oleh karena itu, ginjal akan menerima lebih banyak air sehingga akan mengeluarkan urin lebih banyak yang dapat menyebabkan penderita mengalami dehidrasi.
Kelainan sistem metabolik menyebabkan metabolisme lemak, asam amino, dan karbohidrat terhambat sehingga penderita tidak mendapatkan cukup energi. Oleh karena itu, sel akan mengoksidasi cadangan lemak pada jaringan adiposa menjadi asam lemak dan gliserol. Penguraian asam lemak terus menerus mengakibatkan terjadi penumpukan asam asetoasetat dalam tubuh yang dapat terkonversi membentuk aseton. Selain itu, protein akan terdegradasi menjadi asam amino dan akan diubah menjadi glukosa. Jika metabolisme lemak berlebih maka asam oksaloasetat akan bereaksi dengan asetil CoA dari asam lemak spiral. Asetil CoA berlebih akan terbentuk badan keton yang bersifat asam sehingga mengakibatkan ketosis dan acidosis. Acidosis merupakan penimbunan limbahan asam pada tubuh sehingga apabila tidak ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan kematian.
Sumber : dr. Suriani, Nidia. 2012. Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Diabetes Melitus. Program Pasca Sarjana Ilmu Biomedik Program Double Degree Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Baca lebih lanjut pada : http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/dr.Nidia-Suriani-Gangguan-metabolisme-KH-pada-DM1.pdf
Artikel ini ditulis oleh Pradipta Putramachristy Bararinda – 41150005
No comments:
Post a Comment