Jumlah angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Indonesia menduduki peringkat ke-4 tertinggi setelah Kamboja, Myanmar, dan Laos (Depkes RI 2009). Angka kematian bayi yang dilaporkan oleh puskesmas Kab. Brebes tahun 2014 sebesar 10,4 per 1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 348 kasus kematian bayi dari 33.456 kelahiran hidup (Dinkes Kab. Brebes 2014). Faktor penyebab kematian bayi diantaranya tingkat status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) serta kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan BBLR (Dinkes Kab. Brebes 2014).
Brebes merupakan Kabupaten di Jawa Tengah yang tingkat pemakaian pestisidanya cukup tinggi karena luasnya lahan pertanian khususnya bawang merah. Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah tertinggi di Indonesia dengan penggunaan pestisida yang tinggi. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian masyarakat kabupaten Brebes dengan komoditi utamanya bawang merah. Penggunaan pestisida cenderung tinggi yakni bisa dilakukan penyemprotan hingga tiga hari sekali selama proses penanaman sampai dengan proses pemanenan karena umumnya petani mengantisipasi OPT sejak awal tanam. Keberadaan OPT di lahan akan mendorong petani menggunakan pestisida secara berlebihan dengan meningkatkan takaran, frekuensi penyemprotan dan komposisi jenis campuran pestisida yang digunakan. Bahkan tidak sedikit petani menganut cover blanket system dimana ada ataupun tidak ada OPT, pestisida tetap diaplikasikan.
Keterlibatan ibu hamil dalam kegiatan pertanian menyebabkan mereka terpajan pestisida misalnya ketika petani menyemprot di sawah dan ibu hamil sedang mencari hama atau mencabut rumput dari tanaman, ketika ibu hamil mencuci pakaian yang dipakai sewaktu bertani memungkinkan ibu terpajan pestisida yang menempel pada pakaian tersebut, demikian halnya pada waktu panen melepaskan bawang dari tangkainya ibu hamil akan terpapar dengan pestisida yang menempel pada kulit bawang yang dipanen. Hal ini dapat menyebabkan terakumulasinya pajanan pestisida dalam tubuh ibu hamil sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya dan dapat mengakibatkan terjadinya BBLR.
Hal lain yang mendukung adalah karena kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, oleh sebab itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk partumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besar organ kandungan, dan perubahan komposisi tubuh, sehingga kekurangan zat gizi yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Sigalingging 2009). Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan cara meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas makanan ibu sehari-hari, bisa juga dengan memberikan tambahan formula khusus ibu hamil atau menyusui (Muwakidah & Zulaekah 2004).
Status gizi kurang menunjukkan bahwa ibu sudah mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu cukup lama, maka kebutuhan gizi untuk proses tumbuh kembang janin menjadi terhambat, akibatnya melahirkan bayi BBLR (Supariasa et al. 2002). Status gizi kurang cende-rung dikaitkan dengan tingkat ekonomi keluarga, tingkat ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya daya beli terhadap pangan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi seluruh anggota keluarga. Apabila hal tersebut terus berlangsung, maka status gizi keluarga, khususnya ibu hamil akan memburuk (Proverawati & Asfuah 2009).
Bagi ibu perlu dilakukan upaya peningkatan asupan karbohidrat, sumber protein, selain itu diperlukan upaya penyuluhan melalui kelas ibu hamil. Bagi petugas kesehatan dan petani perlu adanya kerjasama dalam upaya penurunan paparan pestisida ibu hamil melalui penggunaan alat pelindung diri seperti pemakaian masker, penggunaan sarung tangan, cuci tangan sewaktu melakukan aktivitas pertanian dan pembersihan diri setelah melakukan aktivitas pertanian. Selain itu, tidak ikut serta dalam pemeliharaan bawang merah atau proses lainnya seperti penanaman, pemanenan, pembersihan dan penyemprotan.
Baca lebih lanjut jurnal berikut ini :
Diah Ratnasari, Suhartono, Mohammad Zen Rahfiludin; Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Area Pertanian (Studi di Kabupaten Brebes). Jurnal Gizi Pangan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2017 .
Artikel ini ditulis oleh Willy Christian Putra - 41150042
No comments:
Post a Comment