Monday, August 28, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Yemima Kenia

            Vegetarian merupakan sebutan untuk orang yang tidak makan daging termasuk unggas, makanan laut, atau produk yang mengandung unsur makanan tersebut. Secara umum vegetarian dikelompokkan menjadi lacto-ovo vegetarian, lacto vegetarian, dan vegan. Diet vegetarian memiliki resiko tinggi terhadap kejadian kekurangan beberapa jenis zat gizi seperti protein, asam amino, asam lemak, omega 3, omega 6, vitamin D, vitamin B12, kalsium, seng, tembaga, dan besi (Craig, 2009). Namun, zat gizi yang paling beresiko tinggi mengalami defisiensi pada vegetarian adalah protein. Kurangnya asupan protein dapat menyebabkan transportasi zat besi terhambat yang mengakibatkan anemia defisiensi besi (Almatsier, 2009). Di Indonesia, terdapat dua kelompok yang memiliki prevalensi anemia tinggi yaitu salah satunya pada usia >1 tahun sebesar 21,7% dan wanita usia subur (WUS) 26,9% (Kemenkes, 2013).
Penelitia yang dilakukan adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional terhadap Wanita Usia Subur Vegan di Mahavihara Maitreya Duta Palembang dengan variable bebas penelitian ini adalah asupan protein nabati dan variable terikat adalah kadar Hb pada WUS vegan. Pengambilan data konsumsi dilakukan dengan wawancara menggunakan bantuan form 24-hour recall dengan food model selama 3 kali yaitu pada dua hari kerja dan satu hari libur. Kemudian, hubungan antara asupan protein nabati dengan Hb dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov, selanjutnya dilakukan uji chi-square bila sebaran data normal dan digunakan uji Fisher Exact bila sebaran data tidak normal.
Hasil analisis hubungan tingkat konsumsi protein nabati dengan kejadian anemia pada WUS vegan berdasarkan uji chi-square menunjukkan WUS vegan yang mengonsumsi protein cukup tidak mengalami anemia adalah sejumlah 43%, rata-rata asupan WUS yang cukup dalam asupan protein adalag 52,9gram yang dipenuhi dari sumber pada tahu dan tempe sehingga memenuhi 80% AKG asupan protein harian. Jumlah yang dikonsumsi rata-rata sudah memenuhi anjuran kebutuhan yaitu ±46gram protein. Sedangkan presentase WUS vegan dengan anemia terbanyak ditemukan pada kelompok asupan protein kurang yaitu sebesar 26,1% dengan asupan protein nabati kurang dari 80% AKG (34,4gram protein per hari), sehingga kondisi ini meningkatkan resiko anemia defisiensi besi. Selain itu sebanyak 17,6% WUS memiliki asupan protein cukup tetapi menderita anemia. Hal ini dapat disebabkan karena cukupnya protein tidak disertai sumber Fe yang siap digunakan seperti sumber hewani tetapi lebih tersedia dari sumber nabati, sehingga protein yang tersedia tidak akan berperan sebagaimana mestinya dalam mendukung produksi Hb. Hal tersebut ditunjukkan dari data yang diperoleh yang menunjukkan bahwa sebagian besar asupan Fe WUS pada kelompok tersebut kurang dari 80% AKG (20,8gram per hari).
Jadi selain asupan protein nabati, perlu juga diperhatikan asupan Fe pada Wanita Usia Subur vegetarian. Karena hal tersebut mempengaruhi produksi Hb dalam darah. Perlu diketahui bahwa meskipun orang dewasa vegetarian memiliki simpanan besi lebih rendah dibandingkan dengan yang non-vegetarian, namun kadar Hb biasanya akan tetap dalam kisaran normal (American Dietetic Association, 2003).

Informasi Tambahan
Judul Jurnal           : Asupan Protein Nabati dan Kejadian Anemia Wanita Usia Subur Vegan (Vegetable protein intakes and anaemia incidences in vegan reproductive aged women)
Nama Jurnal          : J. Gizi Pangan, Volume 10, Nomor 3, November 2015
Penulis                   : Fajar Ari Nugroho, Dian Handayani, Yosi Apriani
Tahun Terbit          : November 2015
Artikel ini ditulis oleh Yemima Kenia Atmaja - 41150019

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB