Salah satu Tujuan Pembangunan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia berupa dengan meningkatkan kualitas hidup mereka yang berarti juga mengenai kesehatan sumber daya tersebut. Di Indonesia jumlah kemiskinan mencapai 40 juta orang yang akan memberi dampak menurunkan kualitas kesehatan dan status gizi masyarakat. Gizi dikatakan baik jika tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan perumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Pada bayi ada istilah periode emas pada usia 0-24 bulan karena merupakan saat dimana pertumbuhan dan perkembangan berkembang pesat, maka periode itu harus benar-benar dimanfaatkan dengan memberi asupan gizi yang baik.
Kasus gizi buruk tidak hanya ditemukan di daerah terpencil, namun juga di kota-kota besar. Menurut data anak-anak PBB dan UNICEF, ada 2 faktor yang menyebabkan kasus malnutrisi/gizi buruk yaitu karena kekurangan asupan gizi dari makanan dan akibat terjadinya penyakit yang menyebabkan infeksi. Sangatlah penting seorang ibu memiliki pengetahuan akan menyusun, membuat makanan yang dikonsumsi balita bervariasi sehingga kebutuhan gizi balita terpenuhi. Hal ini karena anak balita sering menderita akibat kekurangan gizi. Upaya untuk memberantas KEP diantaraya adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan gizi keluarga pada masyarakat dan bantuan pemberian makanan tambahan pada balita KEP.
Jenis Penelitian menggunakan cara penelitian deskriptif dengan rancangan korelasi sederhana. Metodel pengambilan data dengan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di wilayah puskesmas Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Pepulasi yang diambil datanya yaitu seluruh balita beserta orantuanya yang berada disekitar puskesmas Selogiri dengan jumlah 2.104 orang. Teknik pengambilan sample dengan simple randong sampling dengan instrumen berupa kuisioner, KMS dan Food Recall. Untuk mengetahui ketepatan penelitian, maka dilakukan validitas dan reliabilitas. Untuk validasi digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson dan reliabilitas kuesioner digunakan rumus alpha cronbach.
Hasil analisis data penelitian didapatkan kesimpulan bahwa hubungan variabel pengetahuan gizi dengan status gizi balita secara parsial. Hasil variabel pola asuh dengan stasus gizi balita dan hubungan variabel konsumsi dengan status gizi balita jugalah secara parsial. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan tehnik analisis regresi ganda didapati bahwa variabel pengetahuan gizi, pola asuh makan dan tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita ada hubungan yang signifikan secara simultan.
Dalam pembahasan ini didapati hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita dimana semakin tinggi pengetahuan gizi ibu naik maka status gizi balita juga akan semakin baik. Tingkat pengetahuan gizi yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap masalah gizi. Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seorang untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang sesuai dengan kebutuhan.
Pembahasan selanjutnya mendapati hasil yaitu hubungan positif yang signifikan antara pola asuh makan dengan status gizi balita. Pemberian makanan pada anak diperlukan untuk memperoleh kebutuhan zat gizi yang cukup untuk kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Secara fisiologi, makan merupakan suatu bentuk bentuk pemenuhan atau pemuasan rasa lapar. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai dan memilih makanan yang baik.
Pembahasan ketiga didapati bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara tingkat konsumsi energy dengan status gizi balita dimana semakin baik konsumsi energy maka status gizi balita semakin baik. Dua factor penting yang dapat mempengaruhi konsumsi zat gizi sehari-hari yaitu tersedianya pangan dan pengetahuan gizi. Jumlah energi yang dibutuhkan seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan dan bentuk tubuh. Agar manusia terpenuhi energinya, makan pemasukan zat-zat makanan harus tercukupi dan bila tidak maka manusia akan lemah dalam pekerjaan fisik maupun berfikir.
Pembahasan terakhir pada jurnal ini didapati bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu, pola asuh dan tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita, konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan atau makanan. Kalau susunan hidangan atau makanan memenuhi kebutuhan tubuh baik dari kualitas maupan kuantitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan sebaik- baiknya.
Jadi kesimpulan dari jurnal ini yaitu yang pertama bahwa pengetahuan gizi ibu memberikan pengaruh terhadap status gizi balita. Kedua yaitu bahwa pola asuh makan yang baik akan balita akan mempengaruhi status gizi balita. Terakhir adalah bahwa tingkat konsumsi energi yang cukup berpengaruh terhadap status gizi balita.
Artikel ini ditulis oleh Henry Evandore – 41150013
Informasi Tambahan :
Judul Artikel : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PADA NUTRISI, POLA MAKAN, DAN ENERGI TINGKAT KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA LIMA TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SELOGIRI, WONOGIRI
Penulis : Nugroho Priyo Handono, S.Kep, M.Kes
Nama Jurnal : Jurnal Keperawatan, Vol. 1 No. 1
Tahun Terbit : 2010
No comments:
Post a Comment