Monday, October 9, 2017

Anak sehat dan cerdas berasal dari gizi yang hebat

Anak sehat dan cerdas berasal dari gizi yang hebat

Dalam melaksanakan pembangunan nasional, bangsa Indonesia tidak hanya memerlukan sumber daya manusia dalam segi kuantitas, lebih dari itu adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi faktor utamanya. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti faktor pendidikan, gizi, kesehatan dan faktor lainnya dimana faktor-faktor tersebut dapat saling berkaitan dan mendukung satu sama lain. Dalam hal ini, faktor gizi memegang peranan utama dan penting. Apabila gizi seimbang tercukupi dengan baik, maka akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Perbaikan dan pemberian gizi seimbang dapat dilakukan mulai sejak dalam kandungan atau kehamilan, bayi dan balita, anak pra sekolah, anak sekolah dasar, remaja dan dewasa bahkan sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, pemerintah Indonesia telah cukup baik melakukan program perbaikan gizi pada ibu hamil, bayi dan balita. Akan tetapi, program perbaikan gizi pada anak sekolah dasar, remaja dan dewasa nampaknya masih belum banyak dilakukan. Padahal perbaikan gizi pada anak sekolah dasar adalah salah satu langkah strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, di mana anak-anak sekolah dasar (SD) ini adalah termasuk kelompok yang rawan terjadi gizi kurang, salah satu penyebabnya adalah asupan makanan yang tidak seimbang dan rendahnya pengetahuan orang tua.

Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2013 di Indonesia, status gizi anak usia 5-12 tahun menurut indeks massa tubuh/umur (IMT/U) yaitu: prevalensi kurus adalah 11,2%, yang terdiri dari 7,2% kurus dan 4,0% sangat kurus, prevalensi gemuk adalah 18,8%, yang terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 %, sedangkan prevalensi pendek yaitu 30,7% yang terdiri dari 2,3% sangat pendek dan pendek 18,4%. Berangkat dari permasalahan di atas, menurut salah seorang narasumber, dalam menangani masalah tersebut pemerintah Indonesia dapat membuat suatu kebijakan bagi seluruh institusi pendidikan sekolah dasar untuk memberikan makanan bergizi secara gratis bagi para siswa, baik makan siang maupun makanan selingan. Kebijakan ini seperti sering kita temukan pada sekolah-sekolah di negara maju. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut, tentunya institusi sekolah dasar perlu mendapat bantuan dari pemerintah seperti seorang ahli gizi untuk menentukan menu makanan bergizi dan juga tambahan bantuan berupa dana untuk mengadakan juru masak maupun sarana dan prasarana memasak di sekolah. Dengan kebijakan tersebut, banyak hal positif yang didapatkan, diantaranya para siswa tidak perlu jajan jajanan di luar sekolah yang saat ini sedang marak di Indonesia, para orangtua tidak perlu khawatir karena tidak perlu memberikan uang jajan untuk anaknya, pihak sekolah dapat menciptakan suasana kekeluargaan diantara  para siswa dan guru.
Kebijakan lain yang dapat dibuat untuk menunjang gizi menurut narasumber lainnya adalah menekan penggunaan penyedap dan pengawet makanan. Hal ini dikarenakan maraknya penggunaan penyedap dan pengawet makanan dikalangan rumah tangga maupun penjual jajanan di lingkungan sekolah. Menurut narasumber tersebut dampak negatif dari penggunaan penyedap dan pengawet makanan tersebut selain dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh namun juga menjadi salah satu faktor yang menurunkan kecerdasan anak. Dari kebijakan tersebut diharapkan generasi muda tidak menjadi bodoh akibat micin. Sementara dampak negatif dari kebijakan tersebut adalah perusahaan penyedap dan pengawet makanan menjadi gulung tikar sehingga meningkatkan pengangguran. Dalam hal ini pemerintah diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan lain yang lebih baik.
Permasalahan ini tentu berbeda antara Indonesia dengan negara lain, seperti Nigeria tepatnya di desa Mafa. Banyak penduduk yang pindah mengungsi dari Mafa ke Maiduguri dengan berjalan kaki selama tiga sampai empat hari. Mereka berpindah dengan membawa sedikit makanan dan sedikit minuman. Hal ini dikarenakan terjadinya konflik di daerah asal mereka. Banyak anak-anak di daerah tersebut yang mengalami kekurangan gizi, diare kronik, bronkopneumoni, dan malaria. Namun mereka telah mendapat bantuan dari ICRC (International committee of the red cross) berupa bantuan makanan, bantuan dokter dan juga obat-obatan. Menurut narasumber yang yang bekerja di daerah tersebut, kebijakan yang dapat segera dibuat untuk membantu para korban tersebut salah satunya adalah pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak-anak, dalam hal ini pemerintah dapat melibatkan para donatur maupun investor di negara tersebut. Narasumber lain mengatakan bahwa selain pemberian makanan tambahan, pemerintah juga perlu membuat kebijakan untuk memberikan gizi tambahan baik mikro maupun makro. Mikro dapat berupa vitamin dan mineral yang terdapat pada susu. Sedangkan gizi makro berupa karbohidrat, protein, lemak dan air. Pemberian gizi tambahan ini berlaku secara gratis kepada seluruh anak-anak dan orang miskin. Selain itu kebijakan lain yang dapat dibuat adalah memberikan harga bahan makanan yang semurah-murahnya bagi orang-orang miskin.

Narasumber: Chaterina Dora Mysticaweni, Ekatriani, dr bhanaru Ibrahim, dr bcahkshandech

Artikel ini ditulis oleh [Yuliana Sintia]

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB