Monday, October 9, 2017

Mari Berbicara Mengenai Kebijakan Gizi

Berbicara mengenai kebijakan gizi yang diterapkan disuatu negara tidak terlepas dari permasalah gizi yang ada pada negara tersebut. Karena kebijakan sendiri diambil dari fakta-fakta ada. Seperti halnya di negara Indonesia permasalahan gizi yang masih ada pada masyarakat antara lain kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek, dan gizi ganda (double burden).
Double burden yang dialamai anak Indonesia cukup menarik perhatian saya dimana terdapat dua permasalahan gizi yang bertolak belakang ada anak dengan gizi kurang dan  anak dengan gizi yang berlebih.
Pemerintah adalah Policy Maker, proses pembuatan kebijakan berada pada level ini. Berbagai rencana kedepan yang akan dicanangkan dalam sebuah program kesehatan jangka panjang untuk suatu negara, bermula dari level bawah. Pemerintah daerah akan mendata berbagai data untuk input kepentingan baseline kesehatan, nantinya ini akan direkap oleh provinsi dan kemudian nasional.
Salah satu kebijakan nasional dalam upaya perbaikan gizi anak-anak Indonesia dapat dilihat dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009. Dimana upaya perbaikan gizi ini ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Disinilah peran keluarga sangat dibutuhkan dalam hal peningkatan dan perbaikan gizi anak- anak. Keluarga memiliki kontribusi yang besar terhadap persoalan gizi setiap anggota keluarganya. Diharapkan terbentuk Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) di setiap lingkup keluarga di Indonesia ini. Prinsip gizi seimbang, haruslnya selalu diterapkan dalam pola makan di keluarga. Pembiasaan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) juga hendaknya dimulai dari anak usia balita, sehingga membentuk kebiasaan yang baik hingga nantinya mereka dewasa. Aktivitas fisik yang teratur, akan memebentuk kualitas diri yang baik dan bugar, serta terhindar dari penyakit. Pemilihan makan 3b (berimbang, begizi, beragam) juga sebaiknya tidak hanya sebagai slogan, tetapi menjadi rutinitas sehat yang berkelanjutan.
Selain di Indonesia permsalahan gizi juga masih menjadi masalah yang besar di negara Brazil dan Italia. Dimana kita tahu bahwa dua negara beda benua tersebut merupakan negara yang sudah maju. Dari percakapan saya dengan warga negara asing (WNA), saya mendapat beberapa kebijakan yang ada.
Dimulai dari negara Brazil, masalah gizi yang ada di negara tersebut digolongkan dalam kelompok usia tua dan anak-anak. Masalah yang berhubungan dengan alkohol dapat kita dijumpai pada orang-orang yang sudah tua dimana mereka beberapa dari mereka tinggal dijalanan. Permasalahan pada anak-anak dimulai saat mereka sudah tidak lagi menerima air susu ibu (ASI) setelah usia  mereka diatas 6 bulan  dan mereka makan makanan yang kurang baik.
Pemerintah Brazil tidak tinggal diam mereka membantu kedua kelompok tersebut atau dengan kata lainnya mereka membuat kebijakan gizi yang dapat membantu menyelesaikan masalah gizi yang ada. Pada orang-orang yang sudah tua pemerintah menyediakan layanan kesehatan (hospital care) sehingga mereka dapat menerima vitamin B-12. Disediakan juga susu khusus dengan protein dan karbohidrat untuk anak-anak.
Italia, negara yang cukup akan makanan ini tidak berarti terlepas dari masalah gizi. Banyak orang khususnya remaja dan anak-anak dinegara tersebut mengalami obesitas atau overweight dan ini merupakan masalah yang cukup serius dibidang kesehatan. Kita tahu bahwa obesitas atau overweight merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovascular, tumor, diabetes militus 2 (DM2) dan masih banyak lainnya.
Salah satu kebijakan yang saat ini dapat diberlakukan di negara Italia adalah dengan kampanye yang bertujuan untuk meningkatakan kewaspadaan terhadap risiko kesehatan yang berkaitan dengan obesitas atau overweight dan makanan yang tidak sehat. Setiap hari di televisi, di surat kabar, para dokter dirumah sakit dan jurnalis kesehatan selalu mengulang akan pentingnya makan makanan bergizi dan melalukan aktifitas fisik (olahraga).
Untuk mewujudkan kebijakan tersebut baik dinegara Indonesia maupun negara Brazil dan Italia menurut saya perlu adanya kerjasama yang baik dari pemerinta, tenaga kesehatan  dan masyarakat. Disini saya memberi pendapat terkait Peran dokter misalnya, selama konsultasi dengan pasien, atau saat mendiagnosa, bisa saja memberikan saran agar pasien senantiasa memilih makanan yang baik, dan menghindari makanan pantangannya. Sehingga pemberian obat oleh dokter akan mendukung cepatnya proses penyembuhan pasien. Banyak sekali contoh nyata peran seorang tenaga kesehatan ini dalam perwujudan dukungan untuk penyelesaian permasalahan gizi dari berbagai level dan kalangan.

Terimakasih untuk para narasumber :
Aulia Damayanti S.Gz
Anindya Rahadyani S.Ked
Raphael  Sales Canedo (Brazil)
Ilaria Acquaviva (Italila)

Artikel ini di tulis oleh Sostenia Violetta Tanto Tamzir (42160041)


No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB