Di Indonesia masih banyak terdapat masalah gizi pada anak balita salah satunya adalah stunting. Berdasarkan hasil Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 didapatkan bahwa sepertiga anak balita Indonesia adalah stunting. Jika anak balita mengalami kondisi stunting maka akan sangat berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat karena akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak, salah satunya kemampuan berbahasa dan kognitif anak tersebut.
Terdapat banyak faktor yang yang dapat membuat anak balita menjadi stunting, seperti status gizi orangtua terutama status gizi ibu. Dalam jurnal ini dilakukan penelitian apakah asupan gizi dan tinggi badan ibu memiliki hubungan dengan status gizi anak balita. Hasil yang didapatkan dari penelitian oleh jurnal tersebut bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan ibu dengan status gizi anak. Hal ini disebabkan akibat sifat tinggi badan ibu hanya akan diturunkan kepada anaknya melalui gen, bukan dalam hal patologis atau kekurangan zat gizi.
Selain itu ditemukan bahwa tingkat kecukupan energi pada anak stunting masih berbeda jauh dengan anak normal, dimana anak normal memiliki tingkat kecukupan energi lebih tinggi. Namun didapatkan bahwa tingkat kecukupan energi pada anak normal dan anak yang mengalami stunting masih masuk dalam kondisi defisit berat. Hasil yang sama juga didapatkan pada tingkat kecukupan protein pada anak normal dan anak stunting yaitu masih dalam kondisi defisit berat. Namun, anak stunting masih memiliki tingkat kecukupan protein lebih tinggi dibandingkan anak normal. Namun hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita. Hal ini disebabkan akibat status gizi anak sekarang merupakan akumulasi dari kebiasaan makan terdahulu dan hasil tingkat kecukupan energi anak sekarang hanya menggambarkan keadaan sementara. Selain itu hasil uji korelasi Pearson pada tingkat kecukupan protein didapatkan adanya hubungan negatif antara kecukupan protein dengan status gizi balita. Hasil ini diduga karena penggunaan protein tersebut belum memadai dan efisien untuk proses pertumbuhan linear.
Informasi Tambahan
Judul Artikel Asli: Hubungan Asupan Gizi dan Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita (Correlation of Nutrients Intake and Maternal Height with Nutritional Status in Children Under Five Years Old)
Nama Jurnal: Jurnal Gizi dan Pangan, Volume 9, Nomor 1, Maret 2014
Penulis: Farida Hanum, Ali Khomsan, dan Yayat Heryatno
Tahun Terbit: Maret 2014
Link Jurnal:
Artikel ini ditulis oleh Marisa Shintani Putriaji - 41150061
No comments:
Post a Comment