Monday, August 28, 2017

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Yudi Andika

Ringkasan Jurnal Gizi oleh Yudi Andika

Gaya hidup vegetarian telah berkembang baik itu karena alasan agama maupun kesehatan. Vegetarian dapat menghindari penyakit degeneratif yang semakin meningkat. Asupan karbohidrat akan berperan lebih besar sebagai pemasok energi utama bagi tubuh yang menyebabkan asupan karbohidrat  pada vegan lebih tinggi. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen yang nantinya akan diubah menjadi trigliserida. Hal ini akan berpengaruh terhadap kadar glukosa dan trigliserida darah. Trigliserida akan terhidrolisis oleh  enzim lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas, lalu di keluarkan ke jaringan non adiposa seperti pembuluh darah. Peningkatan kadar asam lemak bebas dalam plasma akan mengganggu kerja insulin. Peningkatan trigliserida akan meningkatkan risiko penyakit jantung, sedangkan peningkatan kadar gula darah akan menimbulkan hiperglikemi yang nantinya akan berujung pada diabetes mellitus.

Asupan energi dengan kadar gula darah pada vegetarian mempunyai hubungan lemah yang artinya asupan energi yang tinggi tidak berefek pada peningkatan kadar gula darah. Hal ini menunjukkan bahwa sumber energi vegetarian tidak hanya dari karbohidrat tetapi juga dari protein dan lemak. Asupan karbohidrat dengan kadar gula darah mempunyai hubungan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat yang dikonsumsi vegetarian bukan hanya karbohidrat sederhana yang akan menjadi glukosa, tetapi juga karbohidrat kompleks yang dapat mengikat kelebihan glukosa sehingga karbohidrat sederhana dapat dikurangi pembentukan kadar gula darahnya. Asupan serat dengan kadar gula darah mempunyai hubungan kuat dimana semakin tinggi asupan serat maka kadar gula darah semakin normal. Serat larut air maupun tidak larut air dapat mencegah peningkatan kadar gula darah karena serat dapat mengikat kelebihan glukosa dalam darah bersama feses. Serat juga mampu memperbaiki resistensi insulin melalui Peroxsome Proliferator Activator Receptor (PPAR).

Asupan energi dengan trigliserida memiliki keeratan hubungan sedang. Kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi glikogen yang kemudian diubah menjadi asam lemak bebas, dan akan terakumulasi dalam bentuk trigliserida di hati dan jaringan adiposa. Peningkatan trigliserida pada hati maupun jaringan adiposa akan mengakibatkan resistensi insulin dan bila terjadi bertahun-tahun akan menimbulkan kelainan sel β pancreas sehingga terjadi apoptosis sel sehingga asupan zat gizi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein tidak dapat dirubah menjadi energi dan digunakan oleh beberapa sel. Peningkatan profil lipid darah dapat mengakibatkan aterosklerosis. Asupan karbohidrat dengan trigliserida juga memiliki keeratan hubungan sedang. Hal ini berkaitan dengan konsumsi karbohidrat yang berasal dari karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks (serat) yang baik pada komunitas vegetarian. Kelompok vegetarian banyak mengonsumsi biji-bijian seperti biji bunga matahari, biji labu, flakseed. Biji flakseed berasal dari bunga flak yang mengandung zat bioaktif lignan dan dapat menetralisir dengan cara mengikat kelebihan lemak termasuk diantaranya TG. Biji-bijian juga mengandung vitamin E dan seng yang tinggi antioksidan dan berfungsi sebagai maintenance pada sel β pancreas sehingga stabilitas fisiologis pankreas dapat dipertahankan. Mineral seng juga berfungsi sebagai co-faktor enzim Superoksida Dismutase (SOD) yang merupakan antioksidan endogen. Dampak fisiologisnya, pankreas secara rutin mengeluarkan insulin. Kestabilan keluaran insulin ini menjaga glukosa darah tetap dalam keadaan normal, yang ada akhirnya seluruh asupan KH pada proses metabolisme akan digunakan oleh sel-sel yang membutuhkan. Selanjutnya kelebihan KH tidak akan terjadi, dimana secara fisiologis, kelebihan KH akan berubah menjadi fraksi lemak terutama TG. Asupan serat dengan trigliserid memiliki keeratan hubungan yang kuat, dimana semakin tinggi asupan serat maka kadar trigliserid mendekati normal. Peningkatan kadar trigliserid akan berkurang saat karbohidrat dikonsumsi bersamaan dengan asupan serat yang tinggi. Dalam bahan makanan biji-bijian mengandung zat flavonoid yang mampu meningkatkan kerja insulin menurunkan absorbsi lemak dan peningkatan oksidasi lemak sehingga menurunkan akumulasi trigliserida melalui penghambatan adipogenesis yang memengaruhi kerja gen sintesis asam lemak yaitu: Sterol Regulatory Element Binding Protein (SREBP).


Serat dengan kadar gula darah dan trigliserid pada vegetarian memiliki hubungan yang kuat karena pengaruh konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang sangat tinggi berkisar 250-300 gr/sekali makan, serta diikuti oleh konsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian yang tinggi pula. Dimana pada prosesnya serat mampu mengikat kelebihan serta membuang glukosa dan trigliserid bersama dengan feses. Sedangkan asupan energi dan karbohidrat dengan KGD serta asupan energy dan karbohidrat dengan trigliserid mempunyai hubungan keeratan yang lemah dan sedang karena jenis karbohidrat yang dikonsumsi sangat bervariatif sehingga walaupun asupannya cenderung tinggi  tetapi tidak menyebabkan gangguan fisiologis tubuh yang diakibatkan proses maintenance yang didapatkan dari zat-zat bioaktif pada makanan yang dikonsumsi vegetarian. Proses metabolismenya bekerja secara sinergis, yang mampu saling melengkapi.

Artikel ini ditulis oleh Yudi Andika – 41150071.

No comments:

Post a Comment

Ikutilah Jalan Orang Baik dan Orang Benar

Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Amsal 2:20 TB